Jumat, 18 Februari 2011

TERTUTUP, bikin Runtuh



Hati Manusia bisa rusak karena dosa yang sedikit demi sedikit bertambah. Mukhtashar Tafsir Ibnu Katsir III/451 menjelaskan hal ini:

"Ketika itu hati mereka menjadi keras, tidak bisa menerima nasihat dan peringatan. Hati mereka tidak bisa lembut sekalipun didatangkan janji dan ancaman. Kebanyakan mereka menjadi orang yang fasiq. Yakni hati mereka rusak karena debu-debu dosa melekat dalam kepribadian mereka, maka perilaku mereka batil.

Umar bin Khaththab mengatakan, Rahimaallahu'abdan'arafa haddahu fa waqafa'indahu (Allah merahmati hamba-hambaNya yang memahami keterbatasan dirinya dan berhenti sejenak disitu)

Terbuka demi Perubahan

Muhasabah akan menghindarkan diri kita dari tindakan bodoh dan sia-sia. Acap kali kita tanpa sadar melakukan dua hal yang bertolak belakang. Di satu sisi kita giat membangun benteng spiritual, namun di sisi lain kita rajin merobohkannya kembali.Allah SWT berfirman tentang hal ini,

"Dan Janganlah kamu seperti seorang perempuan tua (pada masa jahiliyah) yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali ( QS. An-Nahl : 92)


CARA MEMBUDAYAKAN MUHASABAH

Muhasabah bukan sekedar melakukan aktivitas sehari-hari. Bukan pula sekedar menyendiri. Ada langkah-langkah yang harus diikuti oleh kaum Muslimin agar muhasabah yang ia lakukan benar-benar berenergi.

PERTAMA, Hidupkan kesadaran akan Hari Perhitungan (yaumul hisab)

Rekaman kehidupan mereka kembali diputar. Tidak seorangpun bisa mengelak. Sekecil apapun amalan mereka akan diperhitungkan dan mendapatkan balasannya.Allah SWT berfirman :

"Barangsiapa megerjakan kebaikan seberat dzarrah pun niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat dzarrah pun niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula" (QS.Al-Zalzalah/99: 7-8)

KEDUA,Tumbuhkan kesadaran akan kelemahan diri

Kita sadari betapa lemahnya diri kita di hadapan Allah SWT. Iman kita lemah, karena masih banyak hak-hak Allah SWT yang belum kita tunaikan sebagaimana semestinya.

Betapa besar kezhalimankita. Namun sebaliknya, begitu besar nikmat dan karunia Allah SWT yang telah kita terima. Kita lupa mensyukurinya.Sementara itu, kita selalu menambah daftar kemungkaran, kemaksiatan, serta dosa-dosa baru.

KETIGA, sebelum mealukan sesuatu berhenti sejenak dan renungkanlah

  1. Apakah perbuatan yang saya lakukan ini diridhai Allah SWT ?
  2. Apakah benar-benar sudah ikhlas karena Allah SWT "
  3. Apakah saya memiliki pengetahuan dan kemampuan yang cukup itu melakukannya ?
  4. Apakah bermanfaat untuk agama dan manusia ?
KEEMPAT, Ciptakan suasana selalu ingat kepada Allah SWT

Walau kita sudah menata niat tapi ingat setan selalu mengincar untuk mencurinya dan bersembunyi dibalik hawa nafsu ketika kita lalai dan kelengahan atas menjaga keikhlasan amal perbuatan. dengan mengingat Allah SWT maka kita dapat berlindung dari kelalaian tersebut.

KELIMA, Lakukan Evaluasi setiap selesai melakukan Amal

  1. Apakah Niat kita yang ikhlas masih terjaga dengan bvaik hingga akhir?
  2. Apakah Amal yang yang telah kita lakukan sudah sempurna sesuai dengan proses (kaifiyah) yang semestinya?
  3. Apakah amal yang telah kita lakukan benar-benar membawa kemashlahatan yang maksimal ?
Evaluasi ini bermanfaat untuk agar kita bersyukur dan berendah hati atas keberhasilan yang kita capai, bertaubat dan melakukan perbaikan atas kekurangan kita. Begitulah yang diajarkan oleh Allah SWT kepada kita sebagaimana firmannya:


"Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan Dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha PEnerima taubat" (QS.An-Nashr/110:1-3)

KEENAM, Menghapus dosa dan kesalahan dengan bertaubat


Berusaha untuk tidak melakukan hal serupa di kemudian hari karena orang yang merasa telah bersih dari dosa, lalu menyengaja berbuat dosa, hakikatnya adalah seorang pembangkang dan durjana.

Moment-moment Muhasabah

Tidak ada ketentuan khusus untuk bermuhasabah, tapi ada saat-saat yang efektif untuk bermuhasabah yaitu :

Pertama, Saat beribadah kepada Allah SWT, ketika habis shalat, setelah dzikir habis shubuh menjelang matahari terbit dan sore hari menjelang terbenamnya matahari. atau menjelang tidur. Hari Jum'at, dimana Allah SWT menjadikan sebagai hari istimewa bagi Mukmin, juga saat yang baik untuk bermuhasabah. Bulan Ramadhan, saat i'tikaf, umrah, dan haji, khususnya saat wukuf di Arafah.

PENGHALANG MUHASABAH

Pertama, Tidak menyadari akan datangnya yaumul hisab atau malah mengingkarinya.

Penyakit ini hanya bisa disembuhkan dengan menanamkan keyakinan bahwa kematian itu sangat dekat datangnya kematian tanpa kita ketahui, begitu pula yaumul hisab, nyatanya ada.

"Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (daripadanya)" (QS.Al-Anbiya/21:1)

Kedua, Merasa Diri Sempurna

Kesulitan untuk melakukan muhasabah karena merasa diri sudah sempurna, sedikit dosa, sedikit pula kesalahannya. Akibatnya tidak memiliki dorongan untuk melakukan evaluasi diri. Paadahal Allah SWT mengingatkan:

"Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa." (QS.An-Najm/53:32)

Disinilah membutuhkan kejujuran dalam mengevaluasi diri tapi ada baiknya untuk meminta bantuan orang lain yang dipercaya seperti istri/suami, sahabat karib yang shaleh dan shalihah untuk menunjukkan kekurangan kita

Ketiga, Sibuk dengan Duniawi sehingga melalaikan Allah SWT berfirman

"Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur" (QS.At-Takatsur/102:1-2)

Jangan Tinggalkan Muhasabah, sehingga tanpa kita sadari kita menjadi ahli ghurur yang mudah jatuh kelubang dosa

yaitu mereka yang terjerumus dalam perangkap mematikan; lalai melakukan muhasabah dalam hidup. mereka acuh karena merasa tidak butuh.

Ciri mereka adalah :

Pertama, Menutup mata dari akibat sebuah perbuatan, mereka lupa bahwa kelak semua perbuatan akan tampak dan dihisab oleh Allah SWT

Kedua, Larut dalam keadaan, tidak berdaya mempertahankan prinsip kebenaran sebab mengandung risiko, sekedar sebagai pengembira, tertawa bersama yang lain meski harus acuhkan batin yang merintih. Mereka hidup aman dan nyaman. Tak inginkan celaan, makian, umpatan, dan penolakan karena kesemuanya sangat menyakitkan. Dan itu bermakna, bagi mereka, meminimalisasi gangguan dari lingkungan sekirat

Ketiga, Terlalu mengandalkan Ampunan Allah SWT sehingga menjadi kontraproduktif, sehingga tidak seimbang menyertakan fakta selainnya, bahwa Allah juga Mahaadil dan Mahacepat hisabNya.

Tidak ada komentar: