Senin, 23 April 2012

Sabtu, 21/4/2012 - Tungguin Abang les renang

Seorang mukmin yang muwahid (ahli Tauhid) akan senantiasa merasa TAKUT dan BERHARAP (kepada Allah Azza WA Jalla) pada setiap keadaan.

Tetapi ada 2 akhlak tercela dari khauf dan roja ini yaitu :

(1) Rasa takut yang menguasai dirinya sehingga ia merasa putus asa dari rahmat Allah (2) Rasa berharap yang berlebihan sehingga ia merasa aman dari tipu daya dan siksa allah.

Khauf dan Roja termasuk prinsip utama agama (amalan hati) yang agung dan kewajiban yang besar (al-Qaulu as-Sadid oleh Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa'di)

Sumber : Sumber : Fiqih Doa dan dzikir - Syaikh 'Abdul Razzaq bin 'abdul Muhsin Al-Bad

idealnya adalah ketika khauf dan roja ini seimbang, hal ini bisa dicapai dengan Mengenal Allah azza Wa Jalla
DAN
Laa haula walaa quwwata illaa billaah, merupakan kalimat pemasrahan dan penyerahan diri yaitu apa saja yang dikehendaki Allah pasti akan terjadi.

kedudukan kalimat Laa Haula walaa quwwata illaa billaah = Laa ilaaha illallah Yaitu tidak akan bermanfaat tanpa mengikhlaskan nya semata kepada Allah azza Wa Jalla.

Kalimat Laa Haulla Walaa quwwata illaa billaah di ucapkan ketika memiliki keinginan untuk melakukan ketaatan dan menghindari kemaksiatan

Ibnu Hatim meriwayatkan dalam tafsiernya dari Ibnu 'abbas tentang makna laa haula walaa quwata illaa billaah, ia berkata:

"Tidak ada daya pada kami untuk melakukan amal KETAATAN kecuali dengan pertolongan Allah dan tidak ada kekuatan pada kami untuk meninggalkan KEMAKSIATAN selain selain juga dengan pertolongan Allah"

Sumber : Fiqih Doa dan dzikir - Syaikh 'Abdul Razzaq bin 'abdul Muhsin Al-Badr

Tafsier Ibnu Katsier @ Abu Bakar - 16/4/'12 ke -2

Setelah Allah Azza Wa Jalla memerintahkan untuk Bersyukur dalam الْحَمْدُ للّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Sifat manusia itu mudah terperdaya, lalai dan sehingga gampang terjerumus dalam dosa

TETAPI Allah Azza Wa Jalla Mengabarkan bahwa الرَّحْمـنِ الرَّحِيمِ

Al-Qurthubi mengatakan : "Allah menyifati diri-Nya dnegan ar-Rahman, ar- Rahim, setelah Rabbul'alamin, sebagai bentuk targhib (anjuran) sesudah menyebutkan tarhib (peringatan).

Dari Anas RA ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Allah SWT berfirman: “Wahai anak Adam, sepanjang engkau berdoa dan mengharap kepada-Ku maka Aku akan mengampuni dosamu dan aku tidak perduli. Wahai anak Adam seandainya dosa-dosamu setinggi awan di langit kemudian engkau meminta ampun kepada-Ku maka Aku pasti akan mengampunimu. Wahai anak Adam seandainya engkau datang kepada-Ku dengan membawa kesalahan-kesalahan sebesar bumi kemudian engkau bertemu denganku dalam keadaan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatupun maka Aku akan datang kepadamu dengan ampunan sebesar itu pula.” (Hadits Arbain no 42, hadits hasan shahih diriwayatkan oleh At Tirmidzi)

"Sesungguhnya Rabb-mu amat cepat siksa-Nya, dan sesungguhnya Dia Mahapengampun lagi Mahapenyayang" (QS. Al-An'aam : 165)

Hubungan antara الْحَمْدُ للّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ dan الرَّحْمـنِ الرَّحِيمِ adalah

Dari Abu Hurairah radiyallahu'anhu ia berkata, "Rasulullah Shallahu'alaihi Wa Sallam bersabda "Tatkala Allah menciptakan makhluk ia menulis pada suatu kitab, kitab itu berada di sisi-Nya di atas 'Arsy bertuliskan ; SESUNGGUHNYA rahmat-Ku MENGALAHKAN murka-Ku (HR. Bukhari & Muslim)

Senin, 16 April 2012

Tafsier Ibnu Katsier @ Abu Bakar - 16/4/'12


الْحَمْدُ للّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
(Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam)

Susunan kalimat diatas jika di lihat dalam tata bahasa Arab  merupakan
kalam khabar bima'na amr (Kalimat Berita bermakna Perintah)

sehingga Abu Ja’far bin Jarir mengatakan Alhamdulillah berarti SYUKUR kepada Allah Azza Wa Jalla semata (bukan kepada sesembahan selain-Nya) atas segala nikmat yang telah dia Anugrahkan kepada hamba-hamba –Nya (Tafsier Ibnu Katsier)
Dengan Apa Seorang Hamba Bersyukur?

Ibnu Qudamah  menjelaskan syukur bisa dilakukan dengan 3 cara :

(1) Dengan HATI  berniat untuk melakukan kebaikan dan menyembunyikannya pada khayalak ramai.
(2) Dengan LISAN :  menampakkan kesyukuran itu dengan memuji Allah. Artinya, menampakkan keridhaan kepada Allah
(3) Dengan ANGGOTA BADAN. adalah mempergunakan nikmat-nikmat Allah tersebut dalam ketaatan kepada-Nya dan menjaga diri dari bermaksiat dengannya

(Mukhtashar Minhajul Qashidin hal. 277)

Ibnul Qayyim  menjelaskan: “Syukur itu bisa dilakukan oleh hati dengan tunduk dan kepasrahan, oleh lisan dengan mengakui nikmat tersebut, dan oleh anggota badan dengan ketaatan dan penerimaan.”

(Madarijus Salikin, 2/246)

Manusia dan syukur terbagi menjadi tiga golongan:

(1)  Orang yang mensyukuri nikmat yang diberikan oleh Allah l.
(2)  Orang yang menentang nikmat yang diberikan alias kufur nikmat.
(3) Orang yang berpura-pura syukur padahal dia bukan orang yang bersyukur. Orang yang seperti ini dimisalkan dengan orang yang berhias dengan sesuatu yang tidak dia tidak miliki. (Madarijus Salikin, 2/48)

Jika PERINTAH Allah untuk Bersyukur dipenuhi HAKEKATnya maka :

“Dan ingatlah ketika Rabb kalian memaklumkan: Jika kalian bersyukur niscaya Kami akan menambah (nikmat Kami) dan jika kalian mengkufurinya sungguh azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim: 7)

woullohu’allam

My 3 Warriors

It's beauty that captures your attention; but personality that captures your heart

Aisyah Radyallahu'anhu ketika ditanya tentang akhlak Rasulullah, beliau menjawab: “Akhlaknya adalah Al Qur`an.” (HR. Muslim no. 746)

Pengembangan karakter seorang anak tergantung pada eksposur mereka baik pengaruh positif atau negatif.

Hal itu bisa dimulai Ketika memasuki usia Tamyiz (6 atau 7 tahun) yang dimana Ibnu Abbas mulai tinggal di rumah Rasulullah

Tanggung jawab sebagai orang tua adalah mencetak karakteristik positif / ciri-ciri pada anak-anak Antara lain sebagai berikut

(1), Mencintai dan Mentauhidkan Allah
Ciptakan rasa aman dengan cara orangtua aman bersama Allah,MAKA ia belajar percaya.

Ajaran Rasullullah Shallalahu'alih Wa Sallam kepada Ibnu Abbas Radyallahu'anhu dalam Riwayat Imam Ahmad dan Imam at-Tirmidzi

(2) Belas kasihan terhadap sesama manusia dan Saling menghormati
Terapkan kelembutan dalam berinteraksi secara verbal maupun non verbal, MAKA ia belajar menghargai

(3), Sopan santun dan perilaku yang baik serta jujur dalam segala aspek
Kasih sayang dan persahabatan dalam menerapkan peraturan sehari hari, MAKA ia belajar menemukan kasih dalam kehidupannya

(4), Menghindari konflik dan agresi terhadap orang lain
TOLERANSI setiap prilaku anak dalam batasan dengan menerapkan Trial & error, MAKA ia belajar mengendalikan diri

(5), bekerja keras dalam belajar dan Tekun dalam berusaha
MOTIVASI anak dengan Goal yang masuk akal, MAKA ia belajar percaya diri

Mushthafa Al-‘Adawi dalam Fiqhul Akhlaq (1/7) mengatakan: “Dan pada diri Rasulullah telah terhimpun sifat-sifat yang terpuji seperti malu, dermawan, pemberani, berwibawa, sambutan yang baik, lemah lembut, memuliakan anak yatim, baik batinnya, jujur dalam ucapan, menjaga diri dari perkara yang mendatangkan maksiat, suci, bersih, suci dirinya dan segala sifat-sifat yang baik”.

Woullohu'allam
“Jangan mengkuatirkan bahwa anak-anak tidak mendengarkan Anda, kuatirkanlah bahwa mereka selalu mengamati Anda”

Nabi Shallahu"alihi Wa Sallam mendidik melalui Teladan

Dahulu orang arab sangat tidak menyulai anak perempuan maka Rasulullah Shallalahu'alih Wa Sallam mshalat menggendol Umamah binti Zainab Radyallahu'anhu (Shahihul Bukhari, Kitab 'ash-Shalaah)

Rsulullah mencoba mengajarkan bahwa anak anak perempuan memiliki kedudukan yang mulia dengan PERBUATAN LANGSUNG.

al-Allamah al-Fakihani berkata : "Dengan mengendong Umamah Radyallahuanhu ketika Shalat, seolah-olah Nabi Shallalahu'alih Wa Sallam menolak opini masyarak arab saat itu.

PERBUATAN lebih MENGENA daripada ucapan

Selasa, 27 Desember 2011

Brainwash dalam proses Tarbiyah

"sesungguhnya di antara perkataan yang fasih ada yang benar-benar berkekuatan sihir (Ditakhrij Al-Bukhari dan Muslim)

gag pernah terpikir bakal percaya ada yang namanya brainwash, seolah -olah istilah ini hanya ada di film film thriller jaman remaja, lalu ketika mengikuti taklim tentang TAUHID dengan tema SIHIR, ternyata Brainwash ini termasuk dalam kategori Al-Bayan yaitu kefasihan dan tingginya tutur kata. Hal ini merupakan nikmat Allah yang di anugerahkan kepada manusia

"Dia menciptakan manusia, mengajarnya pandai berbicara" (QS. Ar-Rahman : 3 -4)

Sayangnya kadang kenikmatan ini di salahgunakan oleh yang mendapat nikmat tersebut.

istilah brainwash ini sendiri jika ditinjau dari sudut ilmiah maka sudah lama dipergunakan oleh kemiliteran yaitu sejak zaman NAZI, mereka mempergunakan istilah brainwash ini untuk para remajanya agar memiliki mental prajurit yang tahan banting, loyal dan sejiwa dengan haluan partai nazi

Jika disederhanakan tahapan dalam brainwash itu sendiri, maka permulaan dari siklus penanaman atau brainwash tersebut adalah PENGENDALIAN FIKIRAN dengan menanamkan sebuah program atau ide tertentu dalam pikiran seseorang, memang waktu yang diperlukan sangat panjang dan harus fokus.

metode brainwash ini bisa diterapkan untuk proses belajar mengajar antara ibu dan anak anaknya, walaupun terkesan sadis tapi jika di terapkan beberapa teori sederhana maka goal yang akan didapatkan adalah berupa SIKAP KOOPERATIF dari binaan (Anak)

kenapa brainwash ini efektif untuk di lakukan dalam pengendalian tingkah laku anak anak yang sering berubah ubah malah terkadang kesannya suka memancing amarah orang dewasa (orangtua) karena PENGENDALIAN FIKIRAN ini jika dilakukan secara empati maka hasilnya akan lebih manis daripada jika dilakukan oleh pihak Pendidik dariluar

Proses seorang anak merekam segala sesuatunya dimulai dari 0 - 12 tahun, semua yang mereka terima rentang waktu tersebut akan terekam dibawah sadar mereka sehingga akan terbentuk suatu watak tertentu.

Berikut beberapa tips agar kekuatan al-Bayan yang anda miliki terlatih untuk mendapatkan hasil optimal dalam Pengendalian fikiran anak anak dirumah menjadi kooperatif :



PERTAMA, Minta lah jangan memerintah atau menuntut



Gunakan kata " Kamu maukan ..." dan BUKAN " Bisa tidak kamu ...."


Kalimat permintaan akan langsung pada poinnya sedangkan kalimat perintah akan membuat si anak menangkap banyak alternatif maksud dari perkataan orangtuanya

Sedangkan kalimat " Kamu maukan" akan membuat kegiatan di otak kanan dan pusat motivasi akan di aktifkan. Dnegan kalimat ini maka akan mencegah banyak penolakan anak dan mengundangnya untuk berperan serta dan merasa di hargai


KEDUA, Jangan gunakan pertanyaan Retorika

Pertanyaan retorika bagus kalau kita sedang mencoba menarikperhatian dalam suatu pidato yang bermaksud membujuk pendengar, tetapu hasilnya adalah sebaliknya kalau kita mau menarik sikap kooperatif anak.

Beberapa contoh dari pertanyaan Retorika serta Pesan yang Tersirat di benak anak

Pertanyaan : Mengapa tulisanmu berantakan sekali
Pesan tersirat : kamu mestinya sudah bisa rapi dalam tulisanmu, Kamu jahat, kamu pemalas, kamu tidak mendengarkan kata -kata ibuseperti biasanya

Pertanyaan : Apakah kamu baik - baik saja ?
Pesan tersirat : Ada sesuatu yang tidak beres pada dirimu. Kamu berperilaku aneh. kalau tidak ada alasan yang baik, tidak semestinya kamu berkelakuan seperti itu ... sungguh malang

Pertanyaan : Bagaimana mungkin kamu lupa melakukan ini
Pesan tersirat : Kamu penyebab penderitaan ibu, kamulah sumber kekacauan

KETIGA, langsung, Berterus terang

Biasanya gaya bicara ini sering dilakukan oleh ibu ibu, terutama kepada anak laki - laki. Ibi ibu sering mau mengutarakan apa yang membuat mereka kecewa, tetapi tidak menyampaikan itu dengan suatu permintaan, ini seperti memancing di gurun pasir

KEEMPAT, Jangan menjelaskan

katakan sesingkat mungkin ketika melakukan sesuatu agar permintaan kita di ikuti tetapi setelah keinginan anda atau aturan anda di turuti oleh anak anak anda maka sang anak berthak mendapatkan penjelasan

KELIMA, Jangan gunakan perasaan untuk memanipulasi

Menceritakan perasaan terhadap anak akan membuat anak tersebut pada awalnya menurut tetapi lama kelamaan akan hilanglah kesedian alami anak untuk bersikap kooperatif seperti yang di inginkan orangtua


Jumat, 23 Desember 2011

MEMINIMALKAN Sikap Menentang

Anak menentang orangtua hanya karena ia merasa tidak didengarkan atau dilihat, serta mengerti sikap menentang anak sudah cukup dapat menghilangkan sikap itu

Berikut 4 point agar meminimalisasikan sikap penentangan serta mengerti sikap menentang anak sudah cukup dapat menghilangkan sikap itu

Pertama, Mendengarkan dan Mengerti
Kedua, Mempersiapkan dan memberi kerangka
Ketiga, Mengalihkan perhatian dan Membimbing
Keempat, Ritual dan irama

“Dan di bumi itu terdapat tanda – tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin, dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan? “ (QS. Adz – Dzaariyaat : 20 – 21)

Oleh karena anak anak itu ter lahir unik dengan bermacam macam watak maka untuk menerapkan poin maka sebagai orangtua perlu peka terhadap watak anak anaknya agar point pont tersebut mampu di terapkan

Macam – Macam watak anak antaralain


PERTAMA
,  Anak sensitive butuh di dengar dan dimengerti

(1)    Anak sensitive membutuhkan empati dan pengakuan akan penderitaan dan perjuangannya

(2)    Anak sensitive perlu disadarkan bahwa mereka bukanlah satu satunya yang menderita

(3)    Jika anak sensitive mendapatkan apa yang dibutuhkan, bakat khususnya akan berkembang, Ia penuh pemikiran, sangat perseptif, kreatif, orosinil dan baik sebagai kominikator

KESALAHAN yang dilakukan orangtua terhadap anak tipe ini adalah : Berusaha menggembirakan si anak

KEDUA
, Anak Aktif  Butuh Persiapan dan Kerangka

(1)    Mereka perlu tahu sebelumnya apa rencananya, apa  aturannya, dan siapa bosnya

(2)    Anak aktif butuh banyak pengakuan atas suksesnya dan maaf atas kesalahannya

(3)    Anak Aktif selalu ingin menjadi bagian dari sebuah tim pemenang

Mengapa anak aktif memerlukan kerangka ?
Karena mereka sering bertindak tanpa berpikir panjang dan kemudian mendapat masalah

Anak aktif ini perlu diingatkan bahwa “BOS” dalam keluarga adalah ayah bunda dengan mempergunakan pernyataan “Ayah/Ibu Mau”

DISAMPING kerangka  dan  pengawasan, anak itu ,memerlukan pesan jelas bahwa membuat kesalahan itu boleh saja dan bahwa orangtua tahu bahwa mereka selalu melakukan sebaik baiknya

KETIGA
, Anak Responsif butuh pengalihan perhatian dan bimbingan

(1)    Anak responsif mengenal diri sendiri dengan bereaksi terhadap aneka pengalaman hidup, mereka berpindah dari satu kegiatan kegiatan lain bagaikan seekor kupu –kupu

(2)    Ia membutuhkan pengarahan tentang apa yang diperintahkan padanya karena ia mudah sekali berpindah perhatian

(3)    Sosial dan terbuka, ia mengembangkan suatu kesadaran diri dari tanggapannya terhadap dunia dan hubungannya dengan oranglain

KEEMPAT, Anak Reseptif Butuh Upacara dan Irama

(1)    Anak ini lebih memperhatikan aliran kehidupan, ia ingin tahu apa yang terjadi berikutnya dan perlu tahu apa yang menurut perkiraan akan terjadi

(2)    Ia menghargai penegasan kembali atau dorongan

(3)    Anak tipe ini adalah anak yang paling baik hati dan penuh perhatian, ia dapat membuat keputusan cepat dan hendaknya ia tidak ditanyai apa yang ia inginkan, apa yang ia pikirkan, atau rasakan sebaliknya, ia perlu diberitahukan apa yang harus dilakukannya

(4)    Anak reseptif sering kurang diperhatikan karena ia begitu diam tidak banyak menuntut, ia perlu motofasi, menentang(Waroaaakuli'i Rojulin Aadhiymin Amroatun Aadhiymatu) “Di belakang setiap pemuda ksatria ada sang Ibunda bijaksana.”

Rabu, 14 Desember 2011

ummu ibrahim: MATI cuma SEKALI maka PERSIAPKANlah !!!

ummu ibrahim: MATI cuma SEKALI maka PERSIAPKANlah !!!: Mati adalah suatu kepastian yang tidak bisa dihindari. Ia pasti terjadi pada setiap makhluk hidup, setiap muslim haruslah senantiasa dala...

MATI cuma SEKALI maka PERSIAPKANlah !!!


Mati adalah suatu kepastian yang tidak bisa dihindari. Ia pasti terjadi pada setiap makhluk hidup, setiap muslim haruslah senantiasa dalam kondisi siap menyongsong kematian di setiap waktu. Sebab ia tidak mengerti kapan ajalnya menjemput.

Bahkan Allah Azza Wa Jalla lebih dahulu menyebut kematian daripada kehidupan agar perhatian terhadap kematian lebih besar.

Maha Suci Allah yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Yang menjadikan mati dan hidup, Suapaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun” (QS. Al-Mulk (67) : 1-2)

Kematian adalah hakim yang adil, cukuplah kematian itu membuat hati gembira lalu mari kita pikirkan kematian dan sakaratul maut, serta betapa sulit dan pahitnya kita menjalaninya.

Umar bin al-Khththab Radyallahuanhu mengatakan: “Wahai Ka’ab ceritakan kepadaku tentang kematian, “Ia mengatakan, “Ya, Wahai Amirul Mukminin. Kematian itu seperti ranting yang banyak durinya yang dimasukkan ke dalam rongga seseorang, lalu masing-masing duri menancap pada urat, kemudian seseorang menariknya dengan keras, sehoingga mengambil apa yang diambil dan membiartkan apa yang dibiarkan.

WARNING KEMATIAN

Orang yang cerdas dan cerdik adalah yang senantiasa engkau lihat dalam keadaan waspada selalu dengan mengingat tanda-tanda kematian tiba dan ia oun mengingatkan orang lain tentangnya, sehingga jiwanya merasa tenang ketika kematian tiba dan ia pun bebai sangka kepada Allah.
Banyak sekali tanda-tanda kematian, antara lain adalah :

PERINGATAN PERTAMA : Berjalannya hari demi hari dan berlalunya tahun demi tahun

Hasan Bashari berkata, “Hai anak Adam, tidaklah satu hari menerbitkan fajarnya melainkan ia berseru, ‘Wahai anak Adam, aku adalah hari baru dan menjadi saksi atas amal perbuatanmu. Maka, manfaatkanlah diriku sebaik mungkin dengan amal shalih. Sebab, aku tidak akan pernah kembali lagi hingga hari kiamat

PERINGATAN KEDUA : Sakit

Sudahkah orang-orang sehat yakin bahwa sakit bahwa sakit adalah peringatan bahwa sebentar lagi ia akan ‘pergi’, lalu mereka menginvestasikan kesehatan dan waktu mereka itu untuk melakukan perniagaan dengan Alloh; dan mereka pergunakan kesehatan itu sebelum jatuh sakit, sehingga kelak ia tidak tertipu dan yhanya gigit jari karena penyesalan ?

‘Abdulloh bin ‘Abbas Radhyallahuanhu meriwayatkan bahwasanya Rosululloh Shallalahu’alih Wa Sallam bersabda :‘Dua nikmat yang kebanyakan manusia tertipu olehnya ; nikmat sehat dan waktu senggang” (HR. Ahmad, Bukhari, Tirmidzi, dan Ibnu Majah)

PERINGATAN KETIGA : Masa Tua

Masa tua adalah masa lemah setelah masa kuat
Hakekat umur manusia bukanlah tahun-tahun yang ia lewati dari lahir samapi meninggal. Tetapi hakikat umur manusia adalah berapa banyak jumlah amal shalih yang telah ia kumpulkan dalam neraca kebaikan.

Dari Abu Hurairah, dari Nabi n , Beliau bersabda: “Allah meniadakan alasan seseorang yang Dia telah menunda ajalnya sehingga mencapai 60 tahun. [HR Bukhari, no. 5.940].

PERINGATAN KEEMPAT : Perawatan Jenazah

Ketika merawat jenazah maka terpikirlah bahwa

orang mati tidak bisa memandikan dirinya sendiri, tapi orang lainlah yang memandikannya. Ia mengenakan baju tapi kemudian dilepas oleh orang lain. Dulu ia menyangga dirinya sendiri dan sekarang ia diusung oleh orang lain. Ia keluar dari istana menuju kuburan, meninggalkan anak-anak yang sedang menangisinya , mereka tak lagi menanti kepulangannya. Lalu ia ditimbun dari taman-taman surge, atau sebaliknya menjadi salah satu parit dari parit – parit neraka

Syaqiq Al-Balkhi mengatakan : “ Manusia mengakui tiga hal padahal merekla menyelisihinya : (1) mereka mengakui sebagai hamba, tetapi berkelakuan sebagai orang merdeka (tidak terkendali); mereka mengakui bahwa Alloh menjamin rezekinya, tapi mereka bekerja seperti orang yang tidak rela dengan rezeki Allah, bahkan menjulurkan lidahnya di belakang dunia, dan mereka mengaku yakin akan datangnyakematian tetapi mereka berkelakuan seperti orang yang tidak mati”

Setelah memahami warning warning kematian apakah kita cukup hanya bertaubat lalu merasa bahwa kita sudah siap menghadapi kematian tidak karena cukuplah hadist ini sebagai pengingat

‘Rasulullah Shallalahu’alih Wa SAllam bersabda : “Setiap hamba akan dibangkitkan sesuai kondisi ketika ia mati” (dari Jabir bin ‘Abdillah Radyallahu’anhu, HR. Muslim)

Hadist ini menurut Sa’ad bin Sa’id al-Hujri merupakan peringatan agar selalu ikhlas dalam beribadah kepada Allah Azza Wa Jalla

Sedangkan su’ul khotimah tidak akan terjadi pada orang yang lurus penampilan luarnya dan baik isi batinnya,…..  tetapi sangat mungkin terjadi.

“Su’ul khotimah (akhir hidup yang jelek)—semoga Allah melindungi kita darinya—tidaklah terjadi pada orang yang secara lahir dan batin itu baik dalam bermuamalah dengan Allah. Begitu pula tidak akan terjadi pada orang yang benar perkataan dan perbuatannya. Keadaan semacam ini tidak pernah didengar bahwa orangnya mati dalam keadaan su’ul khotimah sebagaimana kata ‘Abdul Haq Al Isybili. Su’ul khotimah akan mudah terjadi pada orang yang rusak batinnya dilihat dari i’tiqod (keyakinannya) dan rusak lahiriahnya yaitu pada amalnnya. Su’ul khotimah lebih mudah terjadi pada orang yang terus menerus dalam dosa besar dan lebih menyukai maksiat. Akhirnya ia terus menerus dalam keadaan berlumuran dosa semacam tadi sampai maut menjemput sebelum ia bertaubat.”[ Al Bidayah wan Nihayah, Ibnu Katsir, 9/184 (sesuai standar).]

Shiddiq Hasan Khon menjelaskan tentang su’ul khotimah dan penyebabnya, di antaranya adalah

PERTAMA, AQIDAH dan TAUHIDnya menyimpang

Walaupun di iringi kezuhudan dan penampilan lahir yang sholih, karena keyakinan terhadap aqidah dan tauhid yang salah ini tidak menutup kemungkinan pada saat sekarat nanti akan Nampak batilnya aqidah yang ia yakini karenanya, Alloh Azza Wa Jalla berfirman :
“… dan jelaslah bagi mereka sesuatu dari Alloh yang belum pernah mereka perkirakan” (QS. Az-Zumar 39 : 47)

“Katakanlah, ‘Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?’ (Yaitu orang-orang) yang telah sia –sia perbuatannya dalam kehidupan dunia, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya” (QS. Al-Kahfi : 103 – 104)

Para Sahabat dan para salafus shalih yang hidup setelah mereka sangat mengkhawatirkan dirinya terkena sifat kemunafikan, orang yang beriman takut bila dirinya terjangkit penyakit kemunafikan kecil dan mengkhawatirkan hal itu akan menguasai dirinya ketika maut menjemput, sehingga menyeretnya kepada kemunafikan besar” (Jami’ul ‘Ulum wal Hikam I/172 – 174)

KEDUA, Terus menerus melakukan perbuatan-perbuatan maksiat

Kemungkinan besar disebabkan bahwa hatinya telah terkait kepada maksiat dan syahwatnya sehingga menjadi penghalang antar4a dirinya dan Allah serta menjadi sebab kesengsaraan di akhir kehidupannya.
Adz-Dzahabi berkata, “Mujahid berkata, ‘Tidaklah seseorang meninggal kecuali akan nampak di hadapannya orang-orang yang dulu menjadi teman duduknya. Suatu ketika ada orang yang memiliki kebiasaan bemain catur akan meninggal dunia, di katakana kepadanya, ‘Ucapankanlah la ilaha illalloh’. Tiba – tiba ia malah menjawab, “SKAK..! “ kemudian ia pun meninggal. Lisannya dikalahkan oleh permainan yang menjadi kebiasaannya ketika ia hidup” (Al-kaba’ir hal.100)

KETIGA, Menyimpang dari jalan yang lurus (istiqomah)

Agar selalu istiqomah maka saat ini yang perlu menjadikan panutan adalah kalangan para nabi, shiddiqin (orang yang sebabtiasa membenarkan) para syuhada, dan orang-orang sholih karena mereka inilah orang-orang yang selalu diberikan kenikmatan sebagai orang-orang yang paling istiqomah.
Penjagaan oleh Malaikat yang selalu meyerukan orang –orang yang istiqomah kepada jalan petunjuk dan kebenaran.

Adapun orang – orang yang menyimpang dari jalan istiqomah dan meninggalkan petunjuk, maka mereka akan ditimpa musibah berupa akhir kehidupan yang buruk.

KEEMPAT, Lemahnya iman

Lemahnya iman akan membuat gelora cinta dunia menguasai dirinya sehingga ia melepaskan ketaatan terhadap perintah dan larangan dari Allah Azza Wa Jalla, dunia telah menyilaukan matanya sehingga ia takut untuk bertemu dengan Allah Azza Wa Jalla inilah yang mengantarkan nya menuju su’ul khotimah …. CINTA DUNIA menyebabkan  ketika nyawanya keluar tetapi hatinya dan wajahnya mengarahkan kepada dunia dan terhalang dari Alloh

KELIMA, KEBODOHAN karena TIDAK ADAnya  ilmu agama

Inilah  sebab terjadinya Aqidah dan Tauhid yang rusak




Sumber :

Abu Haedar al Sundawy- Masjid darul Fallah (BSD)
MATI cuma SEKALI maka PERSIAPKANlah !!! - Sa'ad bin Sa'id Al-Hujri ( WIP)

Minggu, 20 November 2011

ummu ibrahim: Solusi di atas semua solusi - Shalat

ummu ibrahim: Solusi di atas semua solusi - Shalat: Hidup ini tak lebih dan tak kurang merupakan ujian baik itu ujian berupa kesenangan maupun musibah. Ujian itu menerpa baik itu bagi orang aw...

Solusi di atas semua solusi - Shalat

Hidup ini tak lebih dan tak kurang merupakan ujian baik itu ujian berupa kesenangan maupun musibah. Ujian itu menerpa baik itu bagi orang awam orang berilmu agama ataupun orang yang tidak berilmu agama. kesulitan, kejenuhan merupakan perhiasan kehidupan di dunia.

SHALAT merupakan solusinya

Shalat merupakan buah hatinya Rasullullah Shallalahu'alih Wa Sallam dan PENENTRAM jiwanya

"Wahai Bilal dirikan shalat, dan tenangkanlah kami dengannya" (HR. ahmad dan Abu Dawud  di dalam Shahih Sunan Abi Dawud / 4171)

"Kesenanganku di jadikan di dalam shalat" (HR. Ahmad, an-nasa-i. Hadist ini dihasankan oleh albani)


PENGERTIAN SHALAT

Salat (Bahasa Arab: صلاة; transliterasi: Sholah Secara bahasa, shalat berarti doa dengan kebaikan, dinamakan demikian karena tercakup di dalamnya doa-doa.

Sedangkan makna shalat dalam syariat adalah peribadatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan ucapan dan perbuatan yang telah diketahui, diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam, disertai syarat-syarat yang khusus dan dengan niat. (Al-Fiqhu ‘Alal Madzhabil Arba’ah, 1/160, Subulus Salam, 1/169, Asy-Syarhul Mumti’, 1/343, Taudhihul Ahkam, 1/469, Taisirul ‘Allam, 1/109)

HAKEKAT SHALAT adalah  hubungan Khusus antara Hamba dan Allah azza Wa Jalla


Allah
Azza Wa Jalla berfirman: "Aku membagi shalat menjadi dua bagian, yaitu hubungan antara Aku dan hamba-Ku, dan permohonan hamba-Ku." Sehingga ketika seorang hamba membaca: "AlhamdulillaHhi rabbil 'aalamiin", maka Allah Azza Wa Jalla  berfirman: "Hamba-Ku telah memuji kebesaran-Ku". Dan ketika ia membaca: "Ar rahmaanir rahiim", maka Allah Azza Wa Jalla berfirman: "Hamba-Ku telah memuji kebaikan-Ku. Dan ketika ia membaca: "Maaliki yaumiddiin", maka Allah Azza Wa Jalla  berfirman: "Hamba-Ku telah mengagungkan-Ku." Dan ketika ia membaca: "Iyyaaka na'budu wa iyyaaka nasta'iin", maka Allah Azza Wa Jalla  berfirman: "Inilah hubungan antara Aku dan hamba-Ku, dan baginya apa yang ia minta". Dan ketika ia membaca: "IHhdinash shiraathal mustaqiim, shiraathalladziina an'amta 'alaiHhim ghairil maghdhuubi 'alaiHhim wa laddhaalliin", maka Allah Allah Azza Wa Jalla berfirman: "Inilah untuk hamba-Ku dan baginya apa yang ia minta." [H.R. Muslim dari  Abu Hurairah Radyallahuanhu].

Shalat seperti apakah yang mampu menjadi solusi setiap Masalah ....

PERTAMA, Shalat Sesuai dengan yang Diinginkan oleh Allah Azza Wa Jalla

Semua amal tergantung pada niatnya dan setiap orang akan mendapat (balasan) sesuai dengan niatnya.”
(HR. Bukhari, Muslim dan lain-lain. Baca Al Irwa’, hadits no. 22).

Shalat di dirikan bukan untuk niat duniawi tetapi niat untuk mendapatkan kenikmatan tertinggi di akherat kelak serta menemui Rasulullah Shallalahu'alaihi Wa Sallam di telaga Haud dimana ketika saat itu tak ada pertolongan sama sekali.

Disinilah letak keutamaan dari Tauhid luruskan Jiwa pada Allah Semata maka Alllah akan menjawab seruan Hamba-Nya setingkat dari seruan hamba-Nya tersebut


Dari Abu Hurairah, dari Nabi Shallalahu’alaihi Wa Sallam beliau bersabda : “Allah Azza Jalla berfirman

"Apabila seorang hamba mendekat kepada-Ku sejengkal, maka Aku akan mendekat kepadanya sehasta. Apabila ia mendekat kepada-Ku sehasta, maka Aku akan mendekat kepadanya sedepa. Dan jika ia dating kepada-ku dengan berjalan kaki, maka Aku akan mendatanginya dengan berlari” (HR.Muslim dalam kitab “adz-Dzikr wa Du’aa” ( no.20)

Ketika Niat telah di luruskan apakah cukup sampai disitu, tidak karena Rububiyah berpasangan dengan Tauhid Uluhiyah yaitu I'tibba pada Rasulullah Shallalahu'alaihi Wa Sallam yaitu CARA SHALAT beliau Shallalahu'alihi Wa Sallamlah  yang PASTI di RIDHA i oleh Allah Azza Wa Jalla

"Katakanlah: 'Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku (Muhammad), niscaya Allah mencintai kamu'" [QS. Ali Imran : 31]

Dari Abu Ayyub Radyallahuanhu, Rasulullah Shallalahu'alih Wa Sallam bersabda : 'Siapa saja yang berwudhu

'sesuai dengan apa yang diperintahkan dan shalat sesuai dengan apa yang diperintahkan maka semua kesalahan masa lalunya akan di maafkan" (HR. An-Nasa-i - Hadist Hasan Shahih) 

Di Dalam riwayat Malik bin al-Huwairits Radyallahuanhu dari Nabi Shallalalahu'alih Wa Sallam beliau bersabda :

"Lakukanlah shalat sebagaimana kalian melihatku shalat" (HR. Al-Bukhari 631)

KEDUA, Khusyu'

Khusyu' itu seperti apakah ??? apakah tidak mengingat apa apa ataukah kosong hatinya dari segala sesuatu ... bukan bukan ke khusyukan seperti itu yang di inginkan oleh Allah Azza Wa Jalla , khusyu' adalah YAKIN akan pertemuan dengan Allah Azza Wa Jalla kelak, YAKIN dengan Pahala dan Ancamannya .

Khusyu' adalah

(yaitu) orang-orang yang sungguh percaya, bahwasanya mereka akan bertemu dengan Tuhan mereka, dan bahwasa­nya mereka akan kembali kepadaNya.(QS. ALbaqarah : 46)


Gemerlapnya kehidupan dunia membuat seakan akan kita tak pernah puas dari mereguk nikmatnya dunia, sering membuat kita gagal dalam mereguk nikmatnya kekhusyukan,

Berikut beberapa tips agar khusyu'

Pertama, Mengingat kematian

Rasulullah Shallalahu'alihi Wa Sallam bersabda "ingatlah kematian ketika engkau sedang shalat. Karena jika seseorang mengingat kematian di dalam shalatnya niscaya dia akan berusaha melakukan shalat dengan baik. Shalatlah seperti shalat orang yang yakin bahwa dia tidak akan melakukan shalat lainnya (karena meninggal), dan jauhilah segala hal yang membuatmu harus meminta maaf karennya" 9HR. Ad-Dailami dalam kitab Musnad al-Firdaus, Hadist in idi hasankan oleh al-Hafizh Ibnu hajar)

Kedua, Shalat khusyu' penuh tangis di antara takut dan harap. merenungkan bacaan dan merasakan keagungan Allah Azza Wa Jalla di dalam hatinya disertai tangis dan air mata, karena bisa menghadirkan Surga dan Neraka begitu jelas di hadapannya. Shalat seperti iniolah yang di inginkan oleh Rasulullah Shallalahu'alih Wa Sallam

"Lakukanlah shalat seperti shalat orang yang akan meninggal seakan-akan engkau melihat Allah Azza Wa Jalla. Jika engkau tidak melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihatmu" (HR. ath-Thabrani di dalam kitab al-Ausath, al-Baihaqi dan yang lainnya), Syaikh Albani memperkuat hadist ini dg hadist penguat lainnya)

Ketiga, Meninggalkan Maksiat

Kemaksiatan merupakan penghalang hati yang khusyu' karena noda noda kemaksiatan menutupi hati dan menjadikannya hitam. contoh memiliki istri yang berakhlak buruk tetapi tidak menceraikannya

Rasulullah Shallalahu'alihi Wa Sallam bersabda : "Tiga golongan yang berdo'a tetapi tidak dikabulkan: laki-laki yang memiliki istri berakhlak buruk tetapi ia tidak menceraikannya, orang yang mempunyai tagihan (piutang) kepaa lainnya namun tidak mempunyai saksi, dan orangyang memberikan kepada safih (orang yang belum sempurna akalnya) hartanya, padahal Allah Azza Wa Jalla berfirman : 'Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu)...' (QS. an-Nisaa' : 5)(HR. Al-Hakim dari Abu Musa Radyallahuanhu, hadist ini di shahihkan olehAlbani Rahimahullah di dalam ash-shahiihah/ 1805)

'Dua orang yang shalatnya tidak akan melewati kepala mereka (tidak diterima: 'budak yang lari dari tuannya hingga dia kembali, dan wanita yang durhaka kepada suaminya hingga dia kembali taat" (HR, Ath-Thabrani di dalam kitab ash-shaghiir dan al-ausath, dan di hasankan oleh albani rahimahullah dalam as-Shahiihah 288)

Keempat, Tidak Banyak Tertawa

Banyak tertawa akan mengakibatkan hati menjadi keras dan sukar untuk menangisi dosa -dosa

Rasulullah Shallalahu'alih Wa Sallam bersabda : 'Janganlah banyak tertawa, akrena banyak tertawa itu akan mematikan hati" (HR. Ahmad, at-Tirmidzi dan di hasankan oleh Albani dalam as-shahiihah / 930)

Kelima, Memilih pekerjaan yang sesuai.



Kehalalannya, waktu yang fleksibel serta pekerjaan yang tidak terlalu melelahkan, karena orang yang sedang lelah sulit untuk khusyu'



Keenam, Shalat pada waktunya




Husain bin 'audah al-'Awaisyah mengatakan dalam Shalat khusyu' bahwa Shalat tepat waktunya melebihi utama dari jihad dan berbakti kepada orangtua.

Dari Abu'amr asy-Syaibani, ia berkata: "Pemilik rumah ini - beliau menunjuk ke rumah 'Abdullah - berkata : 'Aku bertanya kepada Rasulullah Shallalahu'alih Wa Sallam : 'Apakah amal yang paling dicintai Allah Azza Wa Jalla? 'Shalat pada waktu,' jawab beliau. kemuadian apalagi? 'tanya 'Abdullah, Rasulullah Shallalahu'alihi Wa sallammenjawab berbuat baik kepada kedua orangtua' Abdullah bertanya lagi 'kemudian apalagi?' Jihad di jalan Allah, 'Jawab Rasulullah Shallalahu'alih Wa Sallam 'Abdullah berkata:  Demikianlah Rasulullah Shallalahu'alih Wa Sallam menyampaikan kepadaku, seandainya aku menambah (pertanyaan) lagi, niscaya beliau Shallalahu'alih Wa Sallam menambah jawabannya. (HR. Al-Bukhari 527 dan Muslim 85)
Abu Bakar bin Abdulloh Al-Muzani mengatakan, “Siapa yang sepertimu, Hai Anak Adam, kapanpun kamu mengharapkan sesuatu, gunakanlah air untuk berwudhu, pergilah ke tempat shalat(mu) dan kemudian rasakanlah kehadiran Rabb-mu tanpa adanya penerjemah atau halangan antara dirimu dan diriNya.” [Al Bidayah wa an Nihayah 9/256]