Selasa, 27 Desember 2011

Brainwash dalam proses Tarbiyah

"sesungguhnya di antara perkataan yang fasih ada yang benar-benar berkekuatan sihir (Ditakhrij Al-Bukhari dan Muslim)

gag pernah terpikir bakal percaya ada yang namanya brainwash, seolah -olah istilah ini hanya ada di film film thriller jaman remaja, lalu ketika mengikuti taklim tentang TAUHID dengan tema SIHIR, ternyata Brainwash ini termasuk dalam kategori Al-Bayan yaitu kefasihan dan tingginya tutur kata. Hal ini merupakan nikmat Allah yang di anugerahkan kepada manusia

"Dia menciptakan manusia, mengajarnya pandai berbicara" (QS. Ar-Rahman : 3 -4)

Sayangnya kadang kenikmatan ini di salahgunakan oleh yang mendapat nikmat tersebut.

istilah brainwash ini sendiri jika ditinjau dari sudut ilmiah maka sudah lama dipergunakan oleh kemiliteran yaitu sejak zaman NAZI, mereka mempergunakan istilah brainwash ini untuk para remajanya agar memiliki mental prajurit yang tahan banting, loyal dan sejiwa dengan haluan partai nazi

Jika disederhanakan tahapan dalam brainwash itu sendiri, maka permulaan dari siklus penanaman atau brainwash tersebut adalah PENGENDALIAN FIKIRAN dengan menanamkan sebuah program atau ide tertentu dalam pikiran seseorang, memang waktu yang diperlukan sangat panjang dan harus fokus.

metode brainwash ini bisa diterapkan untuk proses belajar mengajar antara ibu dan anak anaknya, walaupun terkesan sadis tapi jika di terapkan beberapa teori sederhana maka goal yang akan didapatkan adalah berupa SIKAP KOOPERATIF dari binaan (Anak)

kenapa brainwash ini efektif untuk di lakukan dalam pengendalian tingkah laku anak anak yang sering berubah ubah malah terkadang kesannya suka memancing amarah orang dewasa (orangtua) karena PENGENDALIAN FIKIRAN ini jika dilakukan secara empati maka hasilnya akan lebih manis daripada jika dilakukan oleh pihak Pendidik dariluar

Proses seorang anak merekam segala sesuatunya dimulai dari 0 - 12 tahun, semua yang mereka terima rentang waktu tersebut akan terekam dibawah sadar mereka sehingga akan terbentuk suatu watak tertentu.

Berikut beberapa tips agar kekuatan al-Bayan yang anda miliki terlatih untuk mendapatkan hasil optimal dalam Pengendalian fikiran anak anak dirumah menjadi kooperatif :



PERTAMA, Minta lah jangan memerintah atau menuntut



Gunakan kata " Kamu maukan ..." dan BUKAN " Bisa tidak kamu ...."


Kalimat permintaan akan langsung pada poinnya sedangkan kalimat perintah akan membuat si anak menangkap banyak alternatif maksud dari perkataan orangtuanya

Sedangkan kalimat " Kamu maukan" akan membuat kegiatan di otak kanan dan pusat motivasi akan di aktifkan. Dnegan kalimat ini maka akan mencegah banyak penolakan anak dan mengundangnya untuk berperan serta dan merasa di hargai


KEDUA, Jangan gunakan pertanyaan Retorika

Pertanyaan retorika bagus kalau kita sedang mencoba menarikperhatian dalam suatu pidato yang bermaksud membujuk pendengar, tetapu hasilnya adalah sebaliknya kalau kita mau menarik sikap kooperatif anak.

Beberapa contoh dari pertanyaan Retorika serta Pesan yang Tersirat di benak anak

Pertanyaan : Mengapa tulisanmu berantakan sekali
Pesan tersirat : kamu mestinya sudah bisa rapi dalam tulisanmu, Kamu jahat, kamu pemalas, kamu tidak mendengarkan kata -kata ibuseperti biasanya

Pertanyaan : Apakah kamu baik - baik saja ?
Pesan tersirat : Ada sesuatu yang tidak beres pada dirimu. Kamu berperilaku aneh. kalau tidak ada alasan yang baik, tidak semestinya kamu berkelakuan seperti itu ... sungguh malang

Pertanyaan : Bagaimana mungkin kamu lupa melakukan ini
Pesan tersirat : Kamu penyebab penderitaan ibu, kamulah sumber kekacauan

KETIGA, langsung, Berterus terang

Biasanya gaya bicara ini sering dilakukan oleh ibu ibu, terutama kepada anak laki - laki. Ibi ibu sering mau mengutarakan apa yang membuat mereka kecewa, tetapi tidak menyampaikan itu dengan suatu permintaan, ini seperti memancing di gurun pasir

KEEMPAT, Jangan menjelaskan

katakan sesingkat mungkin ketika melakukan sesuatu agar permintaan kita di ikuti tetapi setelah keinginan anda atau aturan anda di turuti oleh anak anak anda maka sang anak berthak mendapatkan penjelasan

KELIMA, Jangan gunakan perasaan untuk memanipulasi

Menceritakan perasaan terhadap anak akan membuat anak tersebut pada awalnya menurut tetapi lama kelamaan akan hilanglah kesedian alami anak untuk bersikap kooperatif seperti yang di inginkan orangtua


Tidak ada komentar: