Senin, 16 April 2012

Tafsier Ibnu Katsier @ Abu Bakar - 16/4/'12


الْحَمْدُ للّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
(Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam)

Susunan kalimat diatas jika di lihat dalam tata bahasa Arab  merupakan
kalam khabar bima'na amr (Kalimat Berita bermakna Perintah)

sehingga Abu Ja’far bin Jarir mengatakan Alhamdulillah berarti SYUKUR kepada Allah Azza Wa Jalla semata (bukan kepada sesembahan selain-Nya) atas segala nikmat yang telah dia Anugrahkan kepada hamba-hamba –Nya (Tafsier Ibnu Katsier)
Dengan Apa Seorang Hamba Bersyukur?

Ibnu Qudamah  menjelaskan syukur bisa dilakukan dengan 3 cara :

(1) Dengan HATI  berniat untuk melakukan kebaikan dan menyembunyikannya pada khayalak ramai.
(2) Dengan LISAN :  menampakkan kesyukuran itu dengan memuji Allah. Artinya, menampakkan keridhaan kepada Allah
(3) Dengan ANGGOTA BADAN. adalah mempergunakan nikmat-nikmat Allah tersebut dalam ketaatan kepada-Nya dan menjaga diri dari bermaksiat dengannya

(Mukhtashar Minhajul Qashidin hal. 277)

Ibnul Qayyim  menjelaskan: “Syukur itu bisa dilakukan oleh hati dengan tunduk dan kepasrahan, oleh lisan dengan mengakui nikmat tersebut, dan oleh anggota badan dengan ketaatan dan penerimaan.”

(Madarijus Salikin, 2/246)

Manusia dan syukur terbagi menjadi tiga golongan:

(1)  Orang yang mensyukuri nikmat yang diberikan oleh Allah l.
(2)  Orang yang menentang nikmat yang diberikan alias kufur nikmat.
(3) Orang yang berpura-pura syukur padahal dia bukan orang yang bersyukur. Orang yang seperti ini dimisalkan dengan orang yang berhias dengan sesuatu yang tidak dia tidak miliki. (Madarijus Salikin, 2/48)

Jika PERINTAH Allah untuk Bersyukur dipenuhi HAKEKATnya maka :

“Dan ingatlah ketika Rabb kalian memaklumkan: Jika kalian bersyukur niscaya Kami akan menambah (nikmat Kami) dan jika kalian mengkufurinya sungguh azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim: 7)

woullohu’allam

Tidak ada komentar: