Rabu, 14 Desember 2011

MATI cuma SEKALI maka PERSIAPKANlah !!!


Mati adalah suatu kepastian yang tidak bisa dihindari. Ia pasti terjadi pada setiap makhluk hidup, setiap muslim haruslah senantiasa dalam kondisi siap menyongsong kematian di setiap waktu. Sebab ia tidak mengerti kapan ajalnya menjemput.

Bahkan Allah Azza Wa Jalla lebih dahulu menyebut kematian daripada kehidupan agar perhatian terhadap kematian lebih besar.

Maha Suci Allah yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Yang menjadikan mati dan hidup, Suapaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun” (QS. Al-Mulk (67) : 1-2)

Kematian adalah hakim yang adil, cukuplah kematian itu membuat hati gembira lalu mari kita pikirkan kematian dan sakaratul maut, serta betapa sulit dan pahitnya kita menjalaninya.

Umar bin al-Khththab Radyallahuanhu mengatakan: “Wahai Ka’ab ceritakan kepadaku tentang kematian, “Ia mengatakan, “Ya, Wahai Amirul Mukminin. Kematian itu seperti ranting yang banyak durinya yang dimasukkan ke dalam rongga seseorang, lalu masing-masing duri menancap pada urat, kemudian seseorang menariknya dengan keras, sehoingga mengambil apa yang diambil dan membiartkan apa yang dibiarkan.

WARNING KEMATIAN

Orang yang cerdas dan cerdik adalah yang senantiasa engkau lihat dalam keadaan waspada selalu dengan mengingat tanda-tanda kematian tiba dan ia oun mengingatkan orang lain tentangnya, sehingga jiwanya merasa tenang ketika kematian tiba dan ia pun bebai sangka kepada Allah.
Banyak sekali tanda-tanda kematian, antara lain adalah :

PERINGATAN PERTAMA : Berjalannya hari demi hari dan berlalunya tahun demi tahun

Hasan Bashari berkata, “Hai anak Adam, tidaklah satu hari menerbitkan fajarnya melainkan ia berseru, ‘Wahai anak Adam, aku adalah hari baru dan menjadi saksi atas amal perbuatanmu. Maka, manfaatkanlah diriku sebaik mungkin dengan amal shalih. Sebab, aku tidak akan pernah kembali lagi hingga hari kiamat

PERINGATAN KEDUA : Sakit

Sudahkah orang-orang sehat yakin bahwa sakit bahwa sakit adalah peringatan bahwa sebentar lagi ia akan ‘pergi’, lalu mereka menginvestasikan kesehatan dan waktu mereka itu untuk melakukan perniagaan dengan Alloh; dan mereka pergunakan kesehatan itu sebelum jatuh sakit, sehingga kelak ia tidak tertipu dan yhanya gigit jari karena penyesalan ?

‘Abdulloh bin ‘Abbas Radhyallahuanhu meriwayatkan bahwasanya Rosululloh Shallalahu’alih Wa Sallam bersabda :‘Dua nikmat yang kebanyakan manusia tertipu olehnya ; nikmat sehat dan waktu senggang” (HR. Ahmad, Bukhari, Tirmidzi, dan Ibnu Majah)

PERINGATAN KETIGA : Masa Tua

Masa tua adalah masa lemah setelah masa kuat
Hakekat umur manusia bukanlah tahun-tahun yang ia lewati dari lahir samapi meninggal. Tetapi hakikat umur manusia adalah berapa banyak jumlah amal shalih yang telah ia kumpulkan dalam neraca kebaikan.

Dari Abu Hurairah, dari Nabi n , Beliau bersabda: “Allah meniadakan alasan seseorang yang Dia telah menunda ajalnya sehingga mencapai 60 tahun. [HR Bukhari, no. 5.940].

PERINGATAN KEEMPAT : Perawatan Jenazah

Ketika merawat jenazah maka terpikirlah bahwa

orang mati tidak bisa memandikan dirinya sendiri, tapi orang lainlah yang memandikannya. Ia mengenakan baju tapi kemudian dilepas oleh orang lain. Dulu ia menyangga dirinya sendiri dan sekarang ia diusung oleh orang lain. Ia keluar dari istana menuju kuburan, meninggalkan anak-anak yang sedang menangisinya , mereka tak lagi menanti kepulangannya. Lalu ia ditimbun dari taman-taman surge, atau sebaliknya menjadi salah satu parit dari parit – parit neraka

Syaqiq Al-Balkhi mengatakan : “ Manusia mengakui tiga hal padahal merekla menyelisihinya : (1) mereka mengakui sebagai hamba, tetapi berkelakuan sebagai orang merdeka (tidak terkendali); mereka mengakui bahwa Alloh menjamin rezekinya, tapi mereka bekerja seperti orang yang tidak rela dengan rezeki Allah, bahkan menjulurkan lidahnya di belakang dunia, dan mereka mengaku yakin akan datangnyakematian tetapi mereka berkelakuan seperti orang yang tidak mati”

Setelah memahami warning warning kematian apakah kita cukup hanya bertaubat lalu merasa bahwa kita sudah siap menghadapi kematian tidak karena cukuplah hadist ini sebagai pengingat

‘Rasulullah Shallalahu’alih Wa SAllam bersabda : “Setiap hamba akan dibangkitkan sesuai kondisi ketika ia mati” (dari Jabir bin ‘Abdillah Radyallahu’anhu, HR. Muslim)

Hadist ini menurut Sa’ad bin Sa’id al-Hujri merupakan peringatan agar selalu ikhlas dalam beribadah kepada Allah Azza Wa Jalla

Sedangkan su’ul khotimah tidak akan terjadi pada orang yang lurus penampilan luarnya dan baik isi batinnya,…..  tetapi sangat mungkin terjadi.

“Su’ul khotimah (akhir hidup yang jelek)—semoga Allah melindungi kita darinya—tidaklah terjadi pada orang yang secara lahir dan batin itu baik dalam bermuamalah dengan Allah. Begitu pula tidak akan terjadi pada orang yang benar perkataan dan perbuatannya. Keadaan semacam ini tidak pernah didengar bahwa orangnya mati dalam keadaan su’ul khotimah sebagaimana kata ‘Abdul Haq Al Isybili. Su’ul khotimah akan mudah terjadi pada orang yang rusak batinnya dilihat dari i’tiqod (keyakinannya) dan rusak lahiriahnya yaitu pada amalnnya. Su’ul khotimah lebih mudah terjadi pada orang yang terus menerus dalam dosa besar dan lebih menyukai maksiat. Akhirnya ia terus menerus dalam keadaan berlumuran dosa semacam tadi sampai maut menjemput sebelum ia bertaubat.”[ Al Bidayah wan Nihayah, Ibnu Katsir, 9/184 (sesuai standar).]

Shiddiq Hasan Khon menjelaskan tentang su’ul khotimah dan penyebabnya, di antaranya adalah

PERTAMA, AQIDAH dan TAUHIDnya menyimpang

Walaupun di iringi kezuhudan dan penampilan lahir yang sholih, karena keyakinan terhadap aqidah dan tauhid yang salah ini tidak menutup kemungkinan pada saat sekarat nanti akan Nampak batilnya aqidah yang ia yakini karenanya, Alloh Azza Wa Jalla berfirman :
“… dan jelaslah bagi mereka sesuatu dari Alloh yang belum pernah mereka perkirakan” (QS. Az-Zumar 39 : 47)

“Katakanlah, ‘Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?’ (Yaitu orang-orang) yang telah sia –sia perbuatannya dalam kehidupan dunia, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya” (QS. Al-Kahfi : 103 – 104)

Para Sahabat dan para salafus shalih yang hidup setelah mereka sangat mengkhawatirkan dirinya terkena sifat kemunafikan, orang yang beriman takut bila dirinya terjangkit penyakit kemunafikan kecil dan mengkhawatirkan hal itu akan menguasai dirinya ketika maut menjemput, sehingga menyeretnya kepada kemunafikan besar” (Jami’ul ‘Ulum wal Hikam I/172 – 174)

KEDUA, Terus menerus melakukan perbuatan-perbuatan maksiat

Kemungkinan besar disebabkan bahwa hatinya telah terkait kepada maksiat dan syahwatnya sehingga menjadi penghalang antar4a dirinya dan Allah serta menjadi sebab kesengsaraan di akhir kehidupannya.
Adz-Dzahabi berkata, “Mujahid berkata, ‘Tidaklah seseorang meninggal kecuali akan nampak di hadapannya orang-orang yang dulu menjadi teman duduknya. Suatu ketika ada orang yang memiliki kebiasaan bemain catur akan meninggal dunia, di katakana kepadanya, ‘Ucapankanlah la ilaha illalloh’. Tiba – tiba ia malah menjawab, “SKAK..! “ kemudian ia pun meninggal. Lisannya dikalahkan oleh permainan yang menjadi kebiasaannya ketika ia hidup” (Al-kaba’ir hal.100)

KETIGA, Menyimpang dari jalan yang lurus (istiqomah)

Agar selalu istiqomah maka saat ini yang perlu menjadikan panutan adalah kalangan para nabi, shiddiqin (orang yang sebabtiasa membenarkan) para syuhada, dan orang-orang sholih karena mereka inilah orang-orang yang selalu diberikan kenikmatan sebagai orang-orang yang paling istiqomah.
Penjagaan oleh Malaikat yang selalu meyerukan orang –orang yang istiqomah kepada jalan petunjuk dan kebenaran.

Adapun orang – orang yang menyimpang dari jalan istiqomah dan meninggalkan petunjuk, maka mereka akan ditimpa musibah berupa akhir kehidupan yang buruk.

KEEMPAT, Lemahnya iman

Lemahnya iman akan membuat gelora cinta dunia menguasai dirinya sehingga ia melepaskan ketaatan terhadap perintah dan larangan dari Allah Azza Wa Jalla, dunia telah menyilaukan matanya sehingga ia takut untuk bertemu dengan Allah Azza Wa Jalla inilah yang mengantarkan nya menuju su’ul khotimah …. CINTA DUNIA menyebabkan  ketika nyawanya keluar tetapi hatinya dan wajahnya mengarahkan kepada dunia dan terhalang dari Alloh

KELIMA, KEBODOHAN karena TIDAK ADAnya  ilmu agama

Inilah  sebab terjadinya Aqidah dan Tauhid yang rusak




Sumber :

Abu Haedar al Sundawy- Masjid darul Fallah (BSD)
MATI cuma SEKALI maka PERSIAPKANlah !!! - Sa'ad bin Sa'id Al-Hujri ( WIP)

Tidak ada komentar: