Selasa, 29 Maret 2011

I am Nobody

Sahabat Mulia Khubaib bin 'adiy Rahimahullah MENGAJARKAN ARTI KEHIDUPAN yang seharusnya diperjuangkan dan diharapkan dalam kehidupan dunia ini kepada Sa'id bin 'Amir ketika beliau belum masuk islam.

Saat itu Khubaib bin 'Adiy rahimahullah tertawan. Dengan terikat kedua tangannya, beliau diarak menuju tempat kematiannya. Para wanita dan anak-anak bersorak-sorai sekedar meluapkan dendam kekalahan mereka pada saat perang badar.

Ketika semua sudah berkumpul sa'id bin 'Amir al Jumahiy berdiri di depan Khubaib, memandangnya dengan tajam. Saat itu ia mendengar suara lirih Khubaib yang tak akan pernah dilupakannya

"Jika kalian bolehkan, saya ingin shalat dua reka'at sebelum kalian membunuhku" Tak masalah bagi mereka memenuhi permintaan terakhir khubaib. Seusai Shalat Khubaib berkata LANTANG

"Demi Allah! Jika bukan karena persangkaan kalian bahwa shalatku hanya untuk mengulur waktu karena takut mati, niscaya aku akan shalat lebih lama lagi"

Kematiannya tidak berlangsung mudah mereka memotong-motong bagian-bagian tubuh Khubaib. Mereka nikmati darama penyiksaan tersebut dan sambil mengejek mereka mengatakan

"Sukakah engkau bila Muhammad menggantikanmu dan engkau selamat? Dengan Tegar beliau MENJAWAB:

"Demi Allah, aku tidak akan senang dalam keadaan aman dan tenang bersama istri dan anakku, sementara Muhammad Shallalahu'alaihi wasalam tertusuk duri" Bergemuruhlah teriakan, bunuh.... bunuh.... " Sa'id bin 'amir dengan SEKSAMA memperhatikan Khubaib Rahimahullah, beliau mengangkat kepala ke langit dan berdo'a dengan nafasnya terakhir :

"" Ya Allah. Hitunglah jumlah mereka ! Hancurkan mereka semua. jangan sisakan seorang pun!"

Kejadian tersebut membuat sa'id shick. hatinya bertanya. Seteguh itukah pengikut Muhammad menjaga keyakinannya? Motivasi apa yang membakar keyakinan mereka ?  Pengalaman itu pun mengantarkan sa'id kepada Islam. agama terakhirnya yang ia yakini kebenarannya.

PADA JAMAN Umar bin Khattab Radiallahuanhu

Sa'id merupakan gubernur Homs, Syiria. Ketika Umar meminta daftar fakir miskin di wilayah pemerintahannya ternyata Sa'id bin 'Amir tercantum dalam daftar tersebut. ketiika memiliki kesempatan Umar mengunjungi kota Homs, Umar menanyakan keadan kota tersebut pada warganya terutama keadaan Sa'id.

Warga Homs Mengeluhkan empat hal.

Pertama, Gubernur selalu terlambat datang ke tempat kerfja ketika matahari sudah tinggi.
Kedua, Sa'id tidak mau melayani warganya pada malam hari.
Ketiga, Sa'id menambah liburnya sehari tiap bulan.
Keempat, Sa'id sering kali pingsan. lalu meninggalkan majlis.

Lalu Umar menanyakan hal tersebut kepada Sa'id, lalu sa'id pun menaggapinya

Pertama, Saya tidak mempunyai pembantu. Setiap hari sayalah yang harus memasakkan roti untuk keluarga, sesudah itu barulah saya berangkat ketempat tugas untuk melayani masyarakat.

Kedua, Saya juga telah membagi waktu saya, siang hari untuk melayani masyarakat. Karena itu malam hari aku gunakan untuk bertaqarrub kepada Allah

Ketiga, Saya hanya amemiliki sepasang pakaian yang melekat di badanku ini. Saya mencucinya, saya terpaksa menunggu kkering lebih dahulu. sesudah itu barulah saya dapat keluar melayani mereka.

Keempat, ketika saya teringat akan siksaan yang dialamai  oleh  khubaib  dahulu saya tidak membelanya dan itu membuat saya takut tidak di berikan ampunan oleh Allah Ta'ala sehingga membuat saya pingsan.

Mendengar itu hati Umar benar-benar lega dan beberapa waktu kemudian Umar mengirimkan seribu dinnar untuk sa'id sebagai tunjangan dari negara. namun apa kata Sa'id?

"Dakhalat'alayya dunya litufsida akhirati" Ada dunia yang datang untuk merusak akhiratku Sai'd tidak menolak uang tersebut ia ingin harta tersebut bermanfaat bagi dirinya dan keluarganya"

Kita bagi-bagikan saja uang itu kepada yang membutuhkannya. itulah yang lebih baik kepada kita, kata sa'id kepada istrinya.

"Mengapa" Tanya istrinya

"Dengan begitu berarti kita depositokan uang ini kepada Llah, itulah cara yang lebih baik" Kata sa'id

"Baiklah kalau begitu" kata istrinya semoga kita dibalasi Allah dengan balasan yang paling baik"

Kemudian uang tersebut di masukkan kepada beberapa pundi untuk dibagi-bagikan kepada yang membutuhkannya.

Sumber : Ar-Risalah






















































Tidak ada komentar: