Minggu, 18 September 2011

The Son of Mother - VOICE unspoken

11 Pertanyaan Tak Terucap Dari Anak
PERTAMA,  Cintailah aku sepenuh hatimu, 

Cinta adalah Ibadah, karena cinta aku ada di dunia ini maka cintailah aku dengan semestinya


oh  ayah bunda jika kalian men - cintaiku sepenuh hati   maka ajari   bagaimana aku mengenal sang pencipta ku dan  bagaimana aku beribadah kepada-Nya

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah) ; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah
itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus ; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui" [Ar-Rum : 30]

Karena dengan itulah aku akan selamat menjalani hidupku kelak ketika aku dewasa,

Jagalah aku selalu dalam fitrah ku, Bukan harta dan tahta yang sesungguhnya aku butuhkan, aku butuh mengenal Allah yang menciptakkan aku

Setiap bayi dilahirkan atas dasar fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi" [Hadits Riwayat Al-Bukhari dan Muslim]

Sayangi aku ayah bunda janganlah lalai karena salah dalam mengartikan cinta karena sesungguhnya aku adalah fitnah buat kalian,

‘Hanya saja harta-harta kamu dan anak-anak kamu adalah fitnah (ujian/cobaan bagi kamu) Dan sesungguhnya Allah di sisi-Nya lah ada ganjaran yang besar. (QS. Ath Taghaabun : 15)

Aku Juga akan di mintai pertanggung jawab bagaiman aku berterima kasih pada kalian
Abdullah bin ‘Umar radhiallahu anhu berkata: ‘Didiklah anakmu! Karena kamu akan di Tanya tentangnya; pendidikan apa yang telah kamu berikan kepadanya? Dan pengajaran apa yang telah kamu berikan kepadanya? DAN, anakmu akan ditanya tentang perbuatan bakti dan kepatuhannya padamu’ (HR. al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman IV/400-401/862)


KEDUA,  Aku ingin jadi diri sendiri, maka hargailah aku..
Biarkan anak Anda   menanggapi situasi yang berbeda dari Anda  , tanpa mengkritik, mempermalukan atau mengejek dirinya Pendekatan ini akan membuat mereka merasa dihargai tidak diperlakukan sebagai  seseorang yang lebih lemah atau kurang cerdas dari Anda, tetapi seseorang yang membutuhkan bimbingan Anda untuk menyadari potensi yang sebenarnya.

Rasulullah Shallalahu’alihi Wa Sallam terbuka untuk di konfirmasi dan diajak berdiskusi

‘Sesungguhnya Aisyah Radyallahuanhu, istri Nabi Shallalahu’alihi Wa Sallam tidak pernah mendengar sesuatu yang tidak belum dipahami melainkan dia akan mengkonfirmasinya sampai dia benar-benar memahaminya, Suatu ketika Nabi Shallalahu’alihi Wa Sallam bersabda : ‘Barangsiapa dihisab, dia pasti diadzab, ‘ Aisyah Radhyallahuanhuberkata: ‘Bukankah Allah Azza Jalla berfirman: ‘maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah’ (QS. Al-Insyiqaaq : 8)?

“Aisyah berkata: ‘Lalu beliau bersabda :’Sesungguhnya yang dimaksud (ayat ini) adalah amal yang sekedar diperlihatkan. Akan tetapi, barangsiapa yang dihisab secara mendalam, niscaya dia akan binasa’ ((Muttafaq’alaih : Shahiihul Bukhari, Kitab “ al-Ilm, no, Hadist 103 I/196 – 197)

dalam hadist tersebut terjadi dialoq dan Nabi Shallalahu’alihi Wa Sallam tidak gundah dengan pertanyaan semacam itu. Justru beliau menerangkan.


KETIGA, Cobalah mengerti aku dan cara belajarku

Aku gag pintar begitu saja ayah bunda aku butuh proses belajar dan aku tak lah sama dengan yang lain maka

Gaya belajar aku pun berbeda, aku  memerlukan pendekatan yang berbeda dan teknik dengan berfokus pada perilaku spesifik aku,

Rasulullah Shallalahu’alaihi Wa Sallam Mengetahui Keistimewaan Tujuh Orang Sahabatnya

Beliau berkata :’Orang yang paling Mengasihi umatku adalah Abu Bakar; Yang Paling Ketat dalam (menjalankan) perintah Allah adalah ‘Umar; yang paling benar rasa malunya adalah ‘Utsman bin ‘Affan; Yang paling mengetahui halal dan haram adalah Mu’adz bin Jabal; (5) yang paling banyak ilmunyamengenai ilmu waris adalah Zaid bin Tsabit; (6) yang paling pintar bacaan al-Qur’annya adalah Ubay bin Ka’an; (7) dan setiap 8umat memiliki orang yang dipercaya memegang amanah dan orang yang dipercaya dari umat ini adalah Abu’ Ubaidah bin al-Jarrah’ (al-Hafizh Ibnu Hajar berkata :’para perawinya adalah orang-orang tsiqah” Fat-hul Baari (VII/126) Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani)


KEEMPAT Jangan marahi aku di depan orang banyak, 


Pola harga diri dimulai sangat awal dalam hidup

seorang anak yang merasa DI CINTAI tapi RAGU - RAGU tentang kemampuan sendiri juga dapat berakhir dengan rendah diri. HARGA DIRI yang sehat terjadi ketika keseimbangan yang tepat tercapai.
Nabi Shallalahu’alihi Wa Sallam Menyentuh Bahu Ibnu ‘Umar Rahimahullah sebelum Menasehatinya

Imam al-Bukhari meriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Umar Rahimahullah, dia berkata: ‘Suatu ketika, rasulullah Shallalahu’alihi Wa Sallam MEMEGANG PUNDAKku, lalu bersabda, …..

Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata : “Hal ini dilakukan untuk membangun kedekatan psikologis, dan yang di nasehati memberi perhatian terhadap Nasehat yang disampaikan”

Imam asy-Syafi'i rahimahullaah berkata,"Tutupilah kesalahanku dengan nasehatmu ketika aku seorang diri Hindarilah menasehatiku di tengah khalayak ramai  Karena memberikan nasehat di hadapan banyak orang  Sama saja dengan memburuk-burukkan, aku tidak sudi mendengarnya Jika engakau menyalahiku dan tidak mengikuti ucapanku Maka janganlah engkau risau bila nasehatmu tidak di taati" (Diwaan Imam asy-Syafi'i) abu Hudzayfah Abdurrahman


KELIMA, Jangan bandingkan aku dengan kakak dan adikku.

Rasulullah Shallalahu’alihi Wa Sallam memberi Perlakuan yang Berbeda Sesuai dengan Tuntutan dan memperlakukan setiap sahabat beliau berbeda-beda.

‘Rasulullah Shallalahu’alihi Wa Sallam pernah dibawakan susu yang dicampur dengan air, sedangkan di sebelah kanan beliau terdapat seorang badui dan di sebelah kiri beliau terdapat seorang badui dan di sebelah kiri beliau terdapat Abu Bakar Rhadyallahuanhu. Beliau meminumnya dan kemudian memberikannya kepada orang badui tersebut seraya bersabada :’Berikan kepada orang yang ada di sebelah kanan, kemudian yang ada di sebelah kanan berikutnya’ (Muttafaq’alaih)

Ego anak akan tersentuh jika mereka di bandingkan dengan orang lain, tetapi jika harus membandingkan maka lakukanlah dengan bijaksana antara lain : Tunjukkan Juga Keistimewaan Anak, Membuat Perbandingan untuk Kemajuan, Tidak Berat Sebelah, Hormati Harga Diri Anak.

 

KEENAM Ayah Bunda lupa, aku adalah fotocopymu..

Maka Siapa Saja diantara keduanya yang air maninya mendominasi atau mendahului yang lain, maka kepadanyalah kemiripan anak itu (HR. Al-Bukhari 423 dan Muslim 1492 dari Hadist Sahl bin Sa’d)

Mengajari anak akan lebih membekas adalah dengan memberi contoh atau ilustrasi atau dengan praktek langsung.

Rasulullah Shalallahu’alihi Wa Sallam Mendidik Melalui Teladan
Imam al-Bukhari meriwayatkan dari Abu Qatadah al-Anshari Radhiyallahuanhu, bahwa Rasulullah Shalallahu’alihi Wa Sallam pernah shalat sambil menggendong Umamah binti Zainab Radhiayallahuanhu, Putri Rasulullah Shallalahu’alihi Wa Sallam – ayah Umamah bernama Abul ‘ash bin Rabi’ah bin Abd Syams. Ketika sujud, beliau meletakkannya; dan ketika berdiri beliau menggendongnya kembali’ (Shahiihul Bukhari, Kitab “ash-Shalaah”

Hal ini dikarenakan dahulu bangsa arab tidak menyukai anak perempuan maka Rasulullah mengajarkan bahwa anak perempuan diperlakukan juga dengan kasih sayang layaknya anak laki-laki


KETUJUH Kian hari umurku kian bertambah, maka jangan selalu anggap aku sbg anak kecil.

Anak anak pra remaja butuh pengakuan atas ego mereka, sikap otoriter orangtua akan membuat anak anak menjauh lalu berpaling dari orangtua mereka

Yang aku butuhkan adalah penjelasan bukan pendapat yang tegas, agar aku tertarik dengan peraturan yang kalian terapkan

Imam Ibnu Abi Jamrah bertutur :’Salah satu hikmahnya penjelasan secara global memberikan informasi tentang tujuan dari sesuatu yang akan disampaikan, dan ini akan membuat hati seseorang tertarik unutk mengetahui lebih dalam lagi. Cara seperti ini akan memberikan sentuhan yang lebih membekas di dalam jiwa, juga lebih besar faedahnya’ (Bahjatun Nufuus I/97)

Rasulullah Shallalahu’alihi Wa Sallam pun dalam menerangkan sesuatu beliau menyebutkan secara global dahulu baru menjelaskan

‘Ada tiga hal yang ke tiganya terdapat pada diri sesorang maka dia akan merasakan manisnya iman : ….. “ Shahiihul Bukhari, Kitab “al-Iimaan no hadist 16/I/60)”

Aku berubah ayah bunda dengan seiringnya waktu yang berjalan, tubuhku, emosiku semuanya berubah perlahan tapi pasti maka selalu ingatlah bahwa aku ini akan dewasa dan perlakukan aku sesuai dengan umurku ayah bunda

Rasulullah Shallalahu’alihi Wa Sallam

‘Perintahkanlah anak-anak kalian untuk melakukan shalat ketika mereka berumur tujuh tahun, pukullah mereka karena enggan melaksanakan shalat ketika mereka berumur sepuluh tahun dan pisahkanlah tempat tidur di antara mereka” (HR,abu Dawud / 495)

KEDELAPAN Biarkan aku mencoba, lalu beritahu bila aku salah.

Praktek langsung dengan muridnya merupakan kebanyakan metode pengajaran Rasulullah , antaralain adalah dalil dibawah ini: …

Rasulullah Pernah menyuruh Anak kecil sebagai imam (HR. alBukhari No. 4302)

tetapi jangan bebani Mereka di luar kemampuan mereka

“Janganlah kalian memberikan beban yang tidak bisa mereka lakukan, maka bantulah jika kalian memberikan tugas berat kepada mereka’ (HR. Al-Bukhari/ 30)

‘Allah tidak membebani sesorang melainkan sesuai dnegan kesanggupannya…” (QS. Al-Baqarah : 286)

KESEMBILAN, Jangan membuat aku bingung, maka tegaslah padaku

usia 4-7 tahun anak memasuki tahap awal perkembangan moral, yakni heteronomous morality. Bagi anak di tahap ini, aturan berlaku bagi semua orang tanpa terkecuali. Apa yang kita katakan baik, maka itu adalah baik dan sebaliknya.

Anak mempelajari makna peraturan dari pengamatannya akan konsekuensi dari suatu perbuatan, bukan dari alasan orang melakukan perbuatan itu.

Jangan ragu-ragu dan tegaslah akan nilai-nilai yang kita pegang. Bagi anak, apa yang kita katakan benar adalah benar, dan salah adalah salah. Tanpa kecuali.

Inkonsistensi dalam penerapan aturan dapat membuat anak menyepelekan aturan yang disepakati bersama. Ia belajar bahwa peraturan itu dapat saja dilanggar tanpa memperoleh konsekuensi, bahkan ia dapat mencari celah untuk menghindar dari aturan.

 
yaitu harus konsisten dengan tindakan. 

Ayat di bawah merupakan peringatan dari Allah  Azza Wa Jalla agar kita memperhatikan hal tersebut.  

" Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan."
(Ash-Shaff [61]: 2 -3 ).


SEPULUH, Jangan ungkit2 kesalahanku

Relakan bila anak berbuat salah dalam batas tertentu dan segeralah beritahukan agar dia tidak mengulanginya , lalu Maafkanlah dengan cara melupakan apa yang sudah terjadi

Dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha pengampun lagi Maha penyayang.” (At-Taghabun: 14)

Mengungkit-ungkit kesalahan akan menghambat perkembangan optimal kepercayaan dirinya karena Anak-anak harus didorong untuk menghadapi risiko atas pilihannya, meski pilihannya keliru, sehingga mereka mampu untuk berpikir jangka panjang untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama.


SEBELAS, Aku adalah LADANG PAHALA BAGIMU..

Anak termasuk usaha orang tua, sehingga amalan-amalan shaleh yang diamalkan si anak, juga akan menjadikan orang tua mendapatkan pahala amalan tersebut, tanpa mengurangi pahala anak tersebut sedikit pun.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Sesungguhnya sebaik-baik yang kamu makan adalah yang (kamu dapatkan) dari usaha kamu, dan sesungguhnya anak-anakmu itu termasuk usaha kamu." (HR. At-Tirmidzi, An-Nasa'i dan Ibnu Majah).

Rasulullah Shallalahu’alihi Wa Sallam bersabda, "Apabila manusia meninggal dunia, terputuslah segala amalannya, kecuali dari tiga perkara; shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak shaleh yang mendo'akannya." (HR. Muslim).


Sumber :

(1)11 Pernyataan Tak Terucap Dari Anak psikolog Bp. Puji Hartono,S.Psi, y

(2)Anakku Sudah Tepatkah pendidikannya ? - Pustaka Ibnu Katsier

(3)Rasulullah Shallalahu'alihi Wa Sallam Mendidik Generasi Idaman - Pustaka Imam Asy- Syafi'i

(4)Hanya Untuk mu anakku -
Pustaka Imam Asy- Syafi'i

Tidak ada komentar: