Dari Abu Sa’id al-Khudri RA bahwa Rasulullah Shallalahu’alaihi wa sallam bersabda:”Barangsiapa sungguh-sungguh berusaha untuk BERSABAR, niscaya Allah akan memudahkan kesabaran baginya, dan tidaklah seseorang di anugerahi (oleh Allah) pemberian yang lebih baik dan lebih luas (keutamaannya) daripada (sifat) sabar” (HR.al-Bukhari no.6105 dan Muslim no.1053)
Hadist yag mulia ini menunjukkan agungnya keutamaan dan tingginya kedudukan sifat sabar dalam Islam, bahkan Allah SWT menjanjikan pahala yang tidak terhingga bagi orang-orang yang memiliki sifat ini, sebagaimana dalam firman-Nya:
Sesungguhnya orang-orang yang bersabar akan disempurnakan (ganjaran) pahala mereka (pada hari Kiamat kelak) tanpa batas (QS.az-Zumar/39:10)
Secara Etimologi Sabar bermakna al-habs (menahan/mencegah), maka makna sabar adalah menahan diri dari berputus asa, dan menahan lisan dari keluh kesah, serta menahan anggota badan dari perbuatan yang dilarang Allah SWT
RUKUN SABAR
Pertama Menahan Diri dari sikap murka terhadap ketentuan Allah SWT, yaitu menganggap bahwa Rabbnya tidak perduli dengan dirinya atau Rabbnya menzhaliminya dengan menurunkan musibah kepada dirinya.
Kedua Menahan lisan dari keluh kesah dan teriakan kemarahan, meratap
Ketiga Menahan anggota badan dari perbuatan yang dilarang Allah SWT seperti menampar wajah (ketika terjadi musibah), merobek pakaian, memotong rambut dan sebagainya. Barangsiapa yang menunaikan ketiga rukun ini dengan benar, maka semua musibah yang menimpanya akan berganti menjadi anugerah yang mulia
Imam Ahmad berkata, “Sabar di dalam Al-qur’an terdapat di Sembilan puluh tempat.” Hukumnya wajib menurut ijma’.
MACAM-MACAM SABAR
Pertama, Sabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah SWT merupakan ketaatan tertinggi karena setiap manusia harus menekan jiwanya untuk taat dan mengiringnya menuju semangat melakukan apa-apa yang DICINTA oleh Allah SWT
KEDUA sabar dalam menahan nafsu dari apa-apa yang di larangan-larangan dan menahan syahwat dari yang diharamkan.
KETIGA Sabar dalam menghadapi ketentuan takdir-Nya
Sifat sabar tidak akan diraih tanpa kecuali dengan taufik dari Allah SWT dan dengan bersungguh-sungguh berusaha melatih dan membiasakan diri dengan sifat tersebut, demikian pula dengan sifat-sifat mulia lainnya dalam islam
Taufik dan petunjuk dari Allah SWT digapai sesuai dengan USAHA KERAS dan KESUNGGUHAN manusia.
Allah SWT berfirman: “Dan orang-orang yang berjuang dengan sungguh-sungguh (dalam menundukkan hawa nafsu) untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami berikan hidayah kepada mereka (dalam menempuh) jalan-jalan Kami. Dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik (QS.al-Ankabut/29:69)
Tentang ayat di atas Ibnul Qayyim al-Jauziyyah RA berkata dalam al-Fawaid (hlm.59):”(pada ayat ini) Allah SWT menggandengkan hidayah (dari-Nya) dengan kesungguhan/usaha keras (manusia dalam kebaikan), maka oaring yang paling sempurna (mendapatkan) hidayah (dari-Nya) adalah orang yang paling besar usaha/kesungguhannya. Wallahu a’lam
Fuad bin Abdul ‘Aziz Asy-Syalhub – Kumpulan Kultum setahun (Darul Falah)
Ustadz Abdullah bin Talim al-Buthoni, Ma (majalah As-sunnah)
Rabu, 09 Februari 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar