Jumat, 23 Juli 2010

Makna Takwa Dalam Al-Qur-an Dan As-Sunnah

Jika "Takwa" dihubungkan kepada Allah SWT, maka bermaknanya adalah jagalah diri kalian dari murka dan kebencian Allah SWT, itulah ketakwaan yang paling agung, karena siksa-Nya, baik dunia dan akhirat berasal dari kemurkaan-Nya. seperti terdapat pada Firmannya (QS.Ali'Imran:28) dan (QS.Al-Muddatstsir). 



Karena itulah Allah SWT memiliki keagungan, kemulian, sifat Kibriya (Mahasombong) dan memiliki siksa yang sangat dahsyat. Barang siapa hanya bertakwa kepada-Nya,  tidak takut hanya kepada-Nya dan tidak menjadikan sembahan kecuali hanya Allah maka orang tersebut berhak mendapatkan ampunan walaupun dosanya sepenuh langit.
Terkadang dihubungkan kepada Neraka seperti pada QS. Al-Baqarah: 24 dan QS. QS.Ali'Imran:131. 

Sehingga Hakekat Takwa adalah:"Hendaklah engkau melakukan ketaatan kepada Allah, berasaskan cahaya dari Allah, karena mengharapkan pahala dari allah. Dan, hendaklah engkau meninggalkan kemaksiatan kepada Allah berasaskan cahaya dari Allah, karena takut akan siksa Allah"(Dari perkataan Thalq bin Habib) 

Jika seorang hamba telah memiliki kondisi demikian, maka dia akan memiliki kepekaan hati dan perasaan sehingga hatinya akan tulus ikhlas hanya untuk Allah SWT, selamat dari setiap godaan dan berhati-hati agar tidak jatuh kedalam kesesatan. 


Karena itu Allah SWT menjadikan hati sebagai tempat ketakwaan. Rasulullah SWT bersabda: "Takwa itu tempatnya disini, seraya mengisyaratkan tangannya ke dadanya sebanyak tiga kali" (HR. Muslim /2564)

Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya Allah tidak memandang rupa dan harta kalian tetapi Dia memandang hati dan amal kalian" (HR Muslim/2564)


Ketika itu terbukalah al-Kitab dan al-Hikmah tentang rahasia dan petunjuk-Nya, lalu tertanam didalam hati yang datang dengan penuh ketakwaan, kesucian dan siap untuk diberikan ilmu yang pada akhirnya dia akan mendapatkan furqaan (Kemampuan untuk dapat membedakan antara yang haq dengan yang bathil) dari Allah SWT sebagai firman-Nya:"Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqaan (pembeda antara yang hak dan yang batil)...."(QS.Al-Anfaal:29)

Diriwayatkan dari Maimun bin Mihran: "Seseorang hamba tidak dinamakan takwa kecuali jika dia menghisab dirinya sebagaimana dia menghisab temannya, dari mana dia mendapatkan makanan dan pakaiannya" (Sunan at-Tirmidzi /IV/638)


Tidak ada komentar: