Minggu, 21 Agustus 2011

The son of Mother


Allah Ta'ala berfirman dalam hadits qudsi. "Artinya : Aku ciptakan hamba-hambaKu dalam keadaan lurus bersih, maka setanlah yang memalingkan mereka" [Hadits Riwayat Muslim dan Ahmad] [Dikutip dari Kitab Tauhid 1, hal 23-24, Darul Haq]

Setiap anak dilahirkan dalam fitrahnya. Keduanya orang tuanya yang menjadikannya sebagai Yahudi, Nashrani atau Majusi.." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

وَرَاءَكُلِّ رَجُلٍ عَظِيْمٍ امْرَأَةٌ عَظِيْمَةُ

(
Waroaaakuli'i Rojulin Aadhiymin Amroatun Aadhiymatu) “Di belakang setiap pemuda ksatria ada sang Ibunda bijaksana.”

Yap betul seorang ibu lah yang memegang peranan penting dalamPembentukan Karakter seorang anak


Al waladu minal ummi ( The Son Of Mother )


Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki.
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi.
Jika anak dibesarkan dengan ketakutan, ia belajar gelisah.

Jika anak dibesarkan dengan rasa iba, ia belajar menyesali diri.
Jika anak dibesarkan dengan olok – olok, ia belajar rendah diri.
Jika anak dibesarkan dengan iri hati, ia belajar kedengkian.

Jika anak dibesarkan dengan dipermalukan, ia belajar merasa bersalah.
Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri.
Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri.

Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai.
Jika anak dibesarkan dengan penerimaan, ia belajar mencintai.
Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi diri.

Jika anak dibesarkan dengan pengakuan, ia belajar mengenali tujuan.
Jika anak dibesarkan dengan rasa berbagi, ia belajar kedermawaan.
Jika anak dibesarkan dengan kejujuran dan keterbukaan, ia belajar kebenaran dan keadilan.

Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh keparcayaan.
Jika anak dibesarkan dengan persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan.
Jika anak dibesarkan dengan ketentraman, ia belajar berdamai dengan pikiran.


FAKTOR PENDUKUNG TERBENTUKNYA KAREKTER seorang ANAK

PERTAMA, ayah yang berperan utama dalam membentuk kepribadian anak.

“Adapun dinding rumah adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, SEDANGKAN AYAHnya adalah seorang yang saleh, maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Tuhanmu; dan bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri. Demikian itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya.” (Q.S Al Kahfi, 18:82)


KEDUA, Ibu sang Motivator

walau arah pendidikan berada ditanggan sang ayah tetapi peranan ibu sangat besar mengingat sang ayah hanya masterpiece selebihnya ibulah yang mengimplementasikan rencana besar buat masa depan keluarga

Doktor Muhammad Ahmad Ismail Al-Muqaddam berkata, “Jika engkau buka lembaran sejarah Islam, hampir tidak engkau dapatkan orang besar yang membuat kaum kafir tunduk dan terhina kecuali orang besar itu adalah celupan dari ibu yang agung.”

Zubair bin Awwam seorang pahlawan Islam telah dididik oleh ibunya Shafiyyah binti Abdul Muththalib, bibi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ia pun tumbuh dewasa, berperangai dan berakhlak dengan akhlak ibunya.

“Wahai anakku, jika kamu menulis sepuluh huruf maka lihatlah, apakah menurut kamu pada dirimu bertambah rasa takut dan sopan santunmu? Jika tidak bertambah maka ilmu yang kamu dapatkan itu merugikanmu dan tidak memberimu manfaat.” [Disarikan dari Audatul Hijaab, juz 2, hal. 199-230] (catatan redaksi: Ibunya Imam Sufyan Ats Tsauri menekankan pentingnya amal yang hal tersebut dapat dilihat dari adab anaknya. Maka ibu yang bijak adalah ibu yang memperhatikan adab dan akhlak.Wallahu a’lam)

KETIGA, apa yang dibacanya (ilmu); dan

Membaca adalah jendela dunia, Dunia seperti apakah yang akan kita perkenalkan ke pada anak-anak tentunya dunia yang dahulu pernah di jalani oleh Rasulullah Shallalahu'alihi wa sallam
Demikian semestinya yang diterapkan dalam mendidik anak, ialah dengan mendasarkan kepada wahyu, yaitu Al-Kitab dan juga As-Sunnah.

Karena dalam dua sumber tersebut terdapat kebaikan, kesempurnaan, dan tepat bagi manusia. Bukankah jika memperhatikan Al-Qur`an dan As-Sunnah, kita mendapatkan keterangan yang jelas kandungan kisah-kisah yang disebutkan di dalamnya?

"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan dia banyak menyebut Allah" [Al-Ahzab/33:21].
"Kitab (Al-Qur`an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa".[Al-Baqarah/2:2].

KEEMPAT lingkungan. Kalau ini baik, anak bisa baik, juga sebaliknya. Begitu pula baik-buruk kadar pendidikan kita.


Menurut penelitian pakar neurologi otak, manusia akan senantiasa dibentuk oleh lingkungan atau faktor eksternal dari luar tubuhnya dalam setiap detik kehidupannya, selama ia masih dapat bernapas.



CARA OTAK  Merekam suatu OBJEK


PERTAMA, Anak merekam secara sadar, biasanya didasari oleh rasa ketertarikan. Misalnya ketika anak menonton televisi, ia menyukai film kartun tertentu, maka ia akan berusaha melihat, mendengar, merasakan film tersebut dan pada akhirnya menceritakan kembali atau menirukan gerakan-gerakan dari film yang ia tonton.

KEDUA Anak merekam secara tidak sadar
. Pada awalnya anak tidak berniat melihat, mendengar atau merasakan sesuatu. Akan tetapi karena hal tersebut terjadi berulang-ulang maka kejadian tersebut dapat terekam dalam mentalnya.

Sebagai contoh, anak yang sedang bermain sendiri di kamar namun mendengar suara orang tuanya yang sedang bertengkar. Dalam kondisi seperti ini, anak terlihat tetap aktif bermain namun tanpa disadari merekam suasana pertengkaran kedua orang tuanya.

Contoh lain adalah anak yang tertidur di depan televisi. Hal ini sangat berbahaya karena suara-suara dari televisi akan tetap dicerna dan ditangkap oleh telinga yang kemudian akan meneruskan sinyalnya ke otak kita.

Pada kejadian ini, gelombang otak tidak ikut tidur namun terus bekerja merekam suara-suara yang ditangkap indera pendengaran dan memasukkan ke dalam mentalnya.

Pola perekaman yang kedua kadang kala lebih berbahaya dari pola perekaman yang pertama karena sering tidak disadari oleh orang tua.

Yang bisa dilakukan orang tua untuk mengantasi hal ini (lingkungan) adalah dengan

1. Mempersiapkan lingkungan


Salah satu contoh penyiapan lingkungan adalah dengan meyetel VCD pendidikan anak, dongeng atau murattal. Biarkan anak tidur dengan mendengarkan suara-suara atau kisah-kisah yang baik. Kisah-kisah tersebut biasanya akan terbawa mimpi oleh sang anak dan merupakan sarana terapi yang cukup baik.

2. Melakukan kalibrasi atau pengecekan dengan cara berdialog dan bercerita


Misalnya kita ingin anak dapat bangun pagi dan shalat subuh berjamaah di masjid. Ajak anak berdialog sebentar (3-5 menit) sebelum tidur untuk menanamkan motivasi dan keyakinan diri si anak. Contohnya dengan mengatakan: "Fulan anak yang sholeh ya, anak laki-laki yang sholeh biasanya shalat subuh ke masjid bersama ayah. Jadi besok Fulan shalat subuh bersama ayah yah. Besok ketika dibangunkan langsung bersemangat yah."

Selanjutnya, sistem otak manusia tidak hanya menerima rangsangan tetapi juga memancarkan rangsangan. Ambil contoh membangunkan anak untuk sekolah. Ketika orang tua memberikan rangsangan yang kurang baik kepada anak, maka anak juga cenderung memberi respon yang tidak baik. Misalnya ketika ayah membangunkan anak dengan terburu-buru, dengan sedikit rasa kesal, maka yang akan terjadi adalah anak yang susah dan marah ketika dibangunkan. Yang biasa dilakukan orang tua dalam kondisi seperti ini adalah dengan teknik "pemaksaan" terhadap anak. "Jika kamu tidak bangun nanti ayah tidak beri uang jajan, jika kamu tidak bangun kamu tidak usah sekolah".

Kita harus ingat otak dan mental kita senantiasa memancarkan energi. Supaya anak hanya menerima energi yang positif dari kita, kita harus berusaha mematahkan atau menyelaraskan energi negatif yang sudah terlanjur keluar. Misalnya dalam hal anak terlanjur kesal dibangunkan. Sejenak tarik napas dalam-dalam dengan tujuan mematahkan pola energi negatif tadi. Kemudian ajak anak berdialog atau melakukan aktivitas lain yang menyenangkan yang tidak ada hubungannya dengan trauma yang ia rasakan. Dalam hal ini, jangan bicarakan tentang mandi, atau tentang sekolah. Ajak anak tertawa dan bercanda misalnya dengan menggelitiki ia atau melakukan perang bantal. Selanjutnya, saat anak sudah merasa senang, langsung angkat ke kamar mandi dan katakan "yuk sekarang ke kamar mandi" tanpa harus ditanya lagi "mau mandi tidak?" atau "mau sekolah tidak?". Teknik seperti ini disebut teknik pematahan pola.

Selain itu, kita harus menyiapkan diri melakukan penyelarasan terhadap dunia anak-anak. Sesuai fitrahnya, manusia merasa senang dekat dengan siapa saja yang mirip dengan dirinya, baik itu anak-anak, remaja atau pun dewasa. Sebagai orang tua, kita tidak bisa memaksa anak-anak masuk ke dunia orang dewasa. Sebaliknya, kita harus berusaha masuk ke dalam dunia anak-anak, ke dalam bahasa, gaya, perasaan, perilaku.

Ketika kita dapat masuk ke dalam dunia mereka, insya Allah anak-anak akan merasa nyaman dengan kita.

Dan ketika mereka sudah merasa nyaman dengan kita, insya Allah semua motivasi dan masukan apa pun yang ingin kita berikan kepada anak-anak akan dapat diterima dengan baik.

Berikut 10 tips membantu dalam  Membesarkan anak agar menjadi menyenangkan

PERTAMA, Cari Bantuan ketika di butuhkan
Mendidik anak merupakan ujian, dan pendidikan anak bukanlah merupakan proses uji coba

Dan ketahuilah! Sesungguhnya harta-hartamu dan anak-anakmu adalah fitnah (ujian/cobaan bagimu). Dan sesungguhnya Allah (yang) disisi-Nyalah terdapat ganjaran yang besar.”
(Qs. Al-Anfal: 28)


Orangtualah yang lebih mengerti keadaan anaknya ya itu tidak salah, tetapi dua kepala lebih baik dari pada satu kepala

Rasûlullâh  Shallalahu'alaihi wa sallam membawa pasukannya ke mata air Badar agar bisa mendahului pasukan orang-orang Quraisy untuk menguasai mata air itu. Maka pada petang hari mereka sudah tiba di dekat mata air Badr. Di sinilah Al-Hubâb bin Al-Mundzir  tampil layaknya seorang penasehat militer, seraya bertanya: "Wahai Rasûlullâh saw, bagaimana pendapat engkau tentang keputusan berhenti di tempat ini ? Apakah ini tempat berhenti yang diturunkan Allah Ta'alaa kepada engkau ? Jika begitu keadaannya, maka tidak ada pilihan bagi kami untuk maju atau mundur dari tempat ini. Ataukah ini sekedar pendapat, siasat dan taktik perang ?" Beliau menjawab : "ini adalah pendapatku, siasat dan taktik perang." Al-Hubâb berkata : "Wahai Rasûlullâh saw menurutku tidak tepat jika kita berhenti di sini. Pindahkanlah orang-orang ke tempat yang lebih dekat lagi dengan mata air daripada mereka (orang-orang musyrik Makkah). Kita berhenti di tempat itu dan kita timbun kolam-kolam di belakang mereka, lalu kita buat kolam yang kita isi air hingga penuh. Setelah kita berperang menghadapi mereka. Kita bisa minum dan mereka tidak bisa". Beliau bersabda : "Engkau telah menyampaikan pendapat yang jitu" (Shafiyyur Rahmân al Mubârakfûry dalam ar-Rahîqul Makhtûm)

KEDUA, Bangun Komunikasi dua arah dengan anak anak

Ajari anak anak anda untuk menimpali perkataan anda dan jangan di anggap bahwa hal tersebut merupakan suatu pembangkangan.

 Cara yang efektif dalam melatih kemampuan verbal anak anak anda adalah melalui mendongeng atou bercerita. 

Waktu yang tepat untuk melakukannya saat setelah selesai shalat isya' berjama'ah di rumah , karena Rasulullah biasa mengajar Setelah Shalat 'Isya'

Nabi Shallalahu;alaihi wasallam mengerjakan shalat ' Isya' bersama kami di akhir hayat beliau. Setelah salam, beliau bersabda : 'Tahukah kaian tentang malam kalian ini? sesungguhnya pada penghujung seratus tahun yang akan datang, tidak ada seorang pun di muka bumi ini (pada malam ini) yang masih hidup' (Shahiihul Bukhari, Kitab "al-'Ilm" / 116, 1/211)

Mengkondisikan proses berkomunikasi di dalam keluarga setelah isya' karena biasanya saat itulah semua anggota keluarga sudah berkumpul dan dalam keadaan yang santai


KETIGA, Jangan Konsumtif, hargai lah uang


Ajaklah anak anak untuk berdiskusi bahwa kenapa beberapa barang yang temannya miliki tidak bisa dia miliki, kejujuran  santun dan penuh kasih sayang akan menumbuhkan pemahaman bahwa uang bukanlah segalanya.

Tanamkan kepada anak-anak bahwa membelanjakan uang adalah ketika, MEMBUTUHKAN bukanlah MENGINGINKAN

Allah akan memberikan rahmat kepada seseorang yang berusaha dari yang baik, membelanjakannya dengan pertengahan, dan dapat menyisihkan kelebihan untuk menjaga pada hari dia miskin dan membutuhkannya." (HR. Muslim dan Ahmad).

KEEMPAT, Penuhilah Janji

Menjadi Orangtua adalah peranan yang yang dimana meletakkan kata-kata merupakan senjata yang bermata dua karena terkadang orang dewasa ketika mengucapkan sesuatu tetapi kemudian dia melakukan sesuatu yang lain dari ucapannya tersebut karena pengaruh  banyak penyebab

Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:

وَأَوْفُوا بِالْعَهْدِ إِنَّ الْعَهْدَ كَانَ مَسْئُوْلاً

Dan penuhilah janji, sesungguhnya janji itu pasti dimintai pertanggungjawabannya.” (Al-Isra`: 34)

TIDAK HAL nya dengan anak anak mereka membutuhkan suatu keintiman dan keamanan serta keterkaitan agar mereka merasa nyaman dalam menjalani semua tahapan hidupnya, jika kita terpeleset atau terlalu sering mengatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan tindakan maka anak-anak akan terurai rasa keterikatannya terhadap orangtuanya.

Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata:

لاَ يَصْلُحُ الْكَذِبُ فِي جِدٍّ وَلاَ هَزْلٍ، وَلاَ أَنْ يَعِدَ أَحَدُكُمْ وَلَدَهُ شَيْئًا ثُمَّ لاَ يُنْجِزُ لَهُ

Kedustaan tidak dibolehkan baik serius atau main-main, dan tidak boleh salah seorang kalian menjanjikan anaknya dengan sesuatu lalu tidak menepatinya.” (Shahih Al-Adabul Mufrad no. 300)

Sikap mengingkari janji terhadap siapapun tidak dibenarkan agama Islam, meskipun terhadap anak kecil. Jika ini yang terjadi, disadari atau tidak, kita telah mengajarkan kejelekan dan menanamkan pada diri mereka perangai yang tercela.

Al-Imam Abu Dawud rahimahullahu telah meriwayatkan hadits dari shahabat Abdullah bin ‘Amir radhiyallahu ‘anhuma dia berkata: “Pada suatu hari ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk di tengah-tengah kami, (tiba-tiba) ibuku memanggilku dengan mengatakan: ‘Hai kemari, aku akan beri kamu sesuatu!’ Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan kepada ibuku: ‘Apa yang akan kamu berikan kepadanya?’ Ibuku
menjawab: ‘Kurma
.’ Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَمَا إِنَّكِ لَوْ لَمْ تُعْطِهِ شَيْئًا كُتِبَتْ عَلَيْكِ كِذْبَةٌ

Ketahuilah, seandainya kamu tidak memberinya sesuatu maka ditulis bagimu kedustaan.” (HR. Abu Dawud bab At-Tasydid fil Kadzib no. 498, lihat Ash-Shahihah no. 748)


KELIMA, TERTAWAlah dan Penuhi rumahmu dengan canda yang sewajarnya

Canda dan Tawa yang sewajarnya akan membuat suasana rumah anda menjadi lebih rileks serta anak-anakpun akan betah menghabiskan waktunya bersama kedua orangtuanya. sehingga kelak yang di harapkan mereka akan tumbuh menjadi jiwa yang  mampu  belajar menaruh keparcayaan

Rasulullah Muhammad Shallalahu'alaiihi wasallam bersabda, “ Janganlah terlalu membebani jiwamu dengan segala kesungguhan hati. Hiburlah dirimu dengan hal-hal yang ringan dan lucu, sebab bila hati terus dipaksakan dengan memikul beban-beban yang berat ia akan menjadi buta.” (R iwayat Abu Dawud)

KEENAM, Jangan Mengurui tetapi jadilah Teladan

Sebelum berkata hendaknya lah orangtua berhenti sejenak lalu berfikir apakah aku sudah melakukan nya terlebih dahulu ?? Jadilah pendidik yang mendidik melalui keteladanan

 Dahulu bangsa arab tidak menyukai anak perempuan dan meremehkan mereka, lalu nabi Shallalahu'alihi wa sallam mengajarkan kepada anak-anak perempuannya yang mualia akan kedudukan mereka (yang terhormat dalam Islam) DENGAN PERBUATAN LANGSUNG, yaitu dengan menggendong salah seorang cucu perempuan beliau Shallalahu'alaihi wa sallam di atas pundak beliau ketika shalat (Shahiihul Bukhari, Kitab 'ash-Shalaah, No Hadist 516)

jangan sampai terlambat sehingga meluncur kata kata dari mulut mungilnya ' kan bunda juga tidak pernah melakukannya ! Doooong

KETUJUH,
Jangan merasa bersalah menjadi orangtua yang berkerja

HAL yang terbaik di lakukan adalah seorang ayah berkerja di luar rumah (berjihad) dan seorang ibu tinggal di dalam rumah untuk mengimplementasikan rencana - rencana ayah dalam pendidikan anak-anaknya, tetapi terkadang kedua orangtua di haruskan untuk berkerja di luar rumah dalam waktu yang bersamaan.

Dan tatkala ia sampai di sumber air negeri Mad-yan ia menjumpai di sana sekumpulan orang yang sedang meminumkan (ternaknya), dan ia men- jumpai di belakang orang banyak itu, dua orang wanita yang sedang menghambat (ternaknya). Musa berkata: "Apakah maksudmu (dengan berbuat at begitu)?" Kedua wanita itu menjawab: "Kami tidak dapat meminumkan (ternak kami), sebelum pengembala-pengembala itu memulangkan (ternaknya), sedang bapak kami adalah orang tua yang telah lanjut umurnya."
(QS. Al-Qashash : 23)

Anak-anak akan merasakan  kegundahan kedua orangtuanya, oleh karena itu hilangkan kegundahan dan manfaatkan waktu yang dimiliki semaksimal mungkin dalam Kualitas kehadiran anda terhadap anak-anak dan hadapi mereka dengan Kesabaran ...

“Demi masa, sesungguhnya semua orang benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman, beramal salih, saling menasihati dalam kebenaran, dan saling menasihati dalam KESABARAN.” (QS. al-’Ashr : 1-3).

terkdang anak anak yang kedua orantuanya berkerja di luar rumah merasa bahwa ada perhatian yang terrenggut sehingga ketika saat mereka berkumpul dengan orangtuanya sekonyong-konyong mereka memperlihatkan sikap yang defensif, sehingga hendaknyalah orangtua berkepala dinggin,

Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

يَسِّرُوا وَلاَ تُعَسِّرُوا، بَشِّرُوا وَلاَ تُنَفِّرُوا

“Permudah dan jangan kalian persulit. Gembirakan, dan jangan kalian membuat (mereka) lari.” (HR. Al-Bukhari no. 69)

“Dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik.” (QS. An-Nisa`: 5)

KEDELAPAN, Jangan Pernah mengabaikan, terutama pasangan anda


Anak-anak yang membutuhkan perhatian yang banyak, bayi mungil yang teriakan nya yang tak mau berkompromi ala orang dewasa, menyita waktu untuk pasangan sehinga lama kelamaan pasangan tersebut menjadi asing satu sama lain, tak terasa lisan dnegan mudah meluncurkan bisanya ketika beban menumpuk di pundak. salah kaprah ketika bisa tersebutdi alamatkan pada pasangan

Anak-anak yang sudah cukup mengerti akan merekap semua kejadian di hadapan mereka ingatlah itu .....
kebahagian hidup dan berumah tangga terletak pada genggaman tangan suami Anda.

Terkadang suami Anda menahan dan bersabar terhadap perlakuan jelek yang Anda lakukan, akan tetapi suami putri Anda belum tentu.

Istriku Bukan Bidadari, Tapi Aku Pun Bukan Malaikat

SEMBILAN, Buatlah Mozaik kenang - kenangan

Menyimpan beberapa memorial seperti sertifikat kejuaraan atau photo ketika mereka kecil, akan berguna untuk merekatkan hubungan antara orangtua terhadap anak pra remaja serta media pembelajaran untuk menanamkan rasa syukur dengan apa yang telah dia miliki .....

Dan ingat pulalah ketika Tuhanmu memberikan pernyataan: "Jika kamu bersyukur pasti Kutambah nikmatKu kepadamu; sebaliknya jika kamu mengingkari nikmat itu, tentu siksaanku lebih dahsyat. (Ibrahim: 7)

Karunia itulah yang disampaikan Allah sebagai berita gembira kepada hamba-hambaNya yang beriman dan mengerjakan kebaikan. Katakanlah: "Aku tidak meminta upah kepadamu atas seruanku ini, kecuali hanya kasih sayang dalam kekeluargaan. Siapa yang mengerjakan kebaikan, Kami lipat gandakan kebaikannya itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun dan Penilai. (Ash-Syura: 23)


SEPULUH,  Ingat tak ada gading yang tak retak Tetapi berusahalah untuk menjadi yang terbaik,

“Manusia itu hanyalah seperti seratus ekor unta, yakni hampir-hampir dari seratus unta tersebut engkau tidak dapatkan satu unta pun yang bagus untuk ditunggangi.” (HR. Al-Bukhari no. 6498)
Jangan mentargetkan hal yang tinggi terhadap diri anda sendiri karena itu akan membebani diri anda dalam proses pendidikan anak.


Tanamkan dalam diri anda bahwa Proses pendidikan seharusnya menjadi suatu proses yang menyenangkan untuk anda dan anak anda

Rasulullah Shallalahu'alihi wa sallam bersabda : “Orang mukmin yang kuat lebih baik di sisi Allah dan lebih dikasihi daripada orang mukmin yang lemah, sedangkan setiap seorang itu mempunyai kebaikannya (imannya); oleh itu hendaklah engkau BERSUNGGUH -SUNGGUH BERUSAHA memperoleh apa yang memberi manfaat kepadamu, serta hendaklah meminta pertolongan kepada Allah dan janganlah engkau bersikap segan dan malas; dan sekiranya engkau ditimpa sesuatu maka janganlah engkau berkata: “Kalaulah aku lakukan itu ini, tentulah akan terjadi begitu begini, tetapi katalah: “Allah telah takdirkan, dan apa yang dikehendaki oleh kebijaksanaan-Nya Ia lakukan, karena perkataan ‘kalau’ itu membuka jalan kepada hasutan syaitan.” (HR.Muslim)




Tidak ada komentar: